Allah Maha Baik

Tuesday, November 17, 2015

The worse day, ever.

Hidup kalau kau dikata susah, ya susah, pun sebaliknya. Ada aja yang bikin nyesek di hati. Apalagi jika pahi sudah dimulai dengan teramat buruk, biasanya serentetan kegiatan berikutnya ikutan buruk, gaje deh.

Berhubungan dengan manusia egois itu memang sesuatu, orang yang suka sesuka hati, merasa benar sendiri, suka semena-mena dengan orang lain. Ini nih yang disebut anti eksistensi makhluk lain. Eleh, akibat tontonan jam 3 apa 4 yah tentang pro eksistensi toleransi, yang ceramah banget, ga penting.

Kalau mood lagi bagus, mau ada manusia jenis apapun, hayyo aja. Cuman ni mood juga kadang ga stabil, suka cenderung naik turun drastis kayak dolar juga. Tergantung suasana, baper dong. Well, ngomongin orang egois, bukan berarti yang nulis udah perfecto anti egoisme yak. Ada juga saatnya all the things is mine. Cuman akhir2 all the things are supposed to be others. Sometimes I miss my own self. Agh where is she completely gone huh? 

Pagi buruk padahal hujan pertama di pagi hari, biasanya saya suka. Kali ini beda, ada sesuatu yang membuat hujan tak baik hadir di pagi ini. Bukannya menolak rejeki, cuman deg udah ga bersyukur aja ni hati gegara hujan. Semua perjalanan pagi ini sangat tidak menyenangkan. Seandainya hidup bisa dikontrol dengan tangan sendiri, bahkan bangun jam 3 pagi pun tak membuat bisa hadir tepat waktu, apalagi teramat pagi, sigh. Even when I wanted to try to be better, the world seemed not supporting. 

At work, it's getting worse. Ketemu orang-orang nyebelin, lebih gaje, ga tau mana yang harus dilakukan mana yang tidak. Mana yang harusnya ini lalu itu, agh entah, ini ni mood yang paling saya ga suka. Marah. I hate being angry. Anger is just bad. And it is. Berlanjut hingga sekarang, hingga detik ini, hingga jam berdetak detak, plus perut keroncongan. And I can't find choco in my pocket. Better I scream out loud.

Thursday, November 12, 2015

A Letter to God

Dear God,

I am absolutely feeling blue. You said there would be many ways to achieve what you want, as long as you keep fighting, never give up. I do, I did, and I have done it. I always underline it in my mind, that I have to struggle for something that I want, especially things that will be beneficial for others, not only me.

I have knocked many different doors, hoping that they will let me in, getting closer to my huge dream. But, I fall. Yeah, they did let me enter the room, but after I set up my expectation, I got dump. I know trying once won't be enough. So, I try many, a lot. See, those doors kicked me to a very minus start, again and again.

I am sure it sounds more like complaining, but somehow in certain conditions, I just want to surrender. All those wise words I have built in my minds can't barely help. Now, it's like no more energy or braveness to start.

Hmm,

Me


Tuesday, November 10, 2015

Ngomongin Soal Narasumber

Okay, makin sering menghadiri seminar, workshop, atau diklat, makin sering dipertemukan dengan berbagai jenis narasumber. Narasumber atau pembicara ini bisa saja berasal dari pusat, propinsi atau lokal. Asal tidaklah masalah jika pembicara benar menguasai materi yang disampaikan, tidak terlihat ragu, atau malah mencari alibi melakukan tugas lain yang tidak terarah.

Ok, ini cuma opini pribadi, no offense.
1. Keep talking no matter what.

Tipe pertama adalah tipikal wanita dan pria penyuka ceramah. Pembicara model ini akan berbicara dalam dua kategori, pertama berbicara dengan cara membaca slide, only. Yang kedua bercerita ala monolog tentang materi. Sebagian dari tipe ini bisa dibilang sangat menguasai materi cuma terlalu monolog dalam cara menyampaikan saja. Or ada juga yang sebenarnya bingung mau ngomong apa, sehingga beliau fokus sekali pada slide, tanpa dikurangi, mungkin sedikit ditambah.

Untuk tipe ini, ada yang berbicara tanpa memperhatikan pemirsa, situasi, panasnya udara, de el el, pokonya keep talking, yang penting kewajiban menyampaikan selesai. Ada juga yang lumayan interactive, yang ngeh kalau orang-orang di belakang udah pada bosan.

2. Tasks are the most effective guns.

Ada lagi yang terlalu suka ngasih tugas. Belum seberapa ngomong udah sibuk aja nyuruh bagi kelompok, bagi ini itu. In my view, ini tipe yang terburu-buru. Tentu menarik langsung kerja jika info yang disampaikan sudah cukup dan jelas. Tugas akan menyenangkan jika petunjuk yang diberikan jelas dan bisa diikuti. Kalau cuma ngasih tugas terus bahas bersama, kok kayaknya mending belajar di rumah yak.

3. I know you are there.

Ah, tipe ini ni yang makin langka. Memahami materi dengan baik dan menyampaikannya pun sangat interaktif. Sehingga sesekali dua dia keliru pun tak masalah. Pembicara ini menunjukkan bagaimana cara sesuatu bekerja baru memberi tugas. Tidak hanya itu, dia juga sangat suka membantu.

😴😥Kapan-kapan dilanjutkan, ngantuuuuk.

Tuesday, October 27, 2015

Makin Pelupa

Duuuuh kesssssseeeeeeel, sehari aja coba tanpa lupa tentang sesuatu. Akhir-akhir makin pelupa dengan banyak hal, lupa ngambil uang, lupa naroh kunci, lupa naroh barang kecil lainnya. Pagi ini keliling gara-gara lupa ngambil kunci sama suami. Hadeeeh.

Awalnya sempat takut, khawatir ni otak jangan-jangan ada yang salah, salah sambungan atau pernah kebentur? Hoho. Browsing sana sini, langsung bernafas
lega. Ga ada yang salah, cuman overloaded aja dengan buanyaknya tanggung jawab yang harus diemban. Dari subuh sampai sebelum jam 7 ngurusin baby cute unyu unyu yang ga mau lepas dari ibunya, kemana mana ikut, nyuci mau digendong, masak ikut juga, maunya menggelayut manja atau at least ibunya duduk dekat dia, rada screwed up gimana gitu, tangan cuma dua, tapi semua harus diselesaikan. Kadang yang prioritas banget yang dikerjakan, cuci popok, masak nasi, masak bubur, mandiin baby, siap-siap. Di tempat kerja, all the things seem like to blow up, buanyaaaaak banget yang harus dikerjakan, seperangkat administrasi ditambah jam berdiri yang full sampai sore.... aggggh bisa jadi kayak amoeba, membelah diri jadi tiga aja pasti semua beres.

Tuhan, kasih tambahan kekuatan dong, terutama di kepala ini biar ga pelupa lagi.

Tuesday, October 13, 2015

Sail Tomini: A School Visit

There is always a 'sail ...' event passing the island I am living in. This year is Sail Tomini, I am sure it is somewhere around east of Indonesia, like Wakatobi or Raja Ampat.

A little bit different from years before, there is a formal school visit this year. Last year, I only met two sailors ( can I say sailor anyway?). Well, all these foreigners live in the sea, simply reminds me to a book of Ernest Hemingway which unluckily still unfinished read status, yet. They were american and they were spouses, so we just shared one another in a small group of students.

Today was awesome because everyone could get involved. Some of them came to our school, to observe the school, look around I bet. We were well-prepared as a result of an order to do so. So, there were many performances from our cool students. I am thinking to open an art school, like Dream High thing, because my students are great artists.

We welcomed them with poetry, "pantun" that made them a bit confused, hoho..it won't be easy to understand. Then Beripat Dance, Campak Dance, and Antu Bubu. I guess everybody was having fun, I hope so.




 

Thursday, October 1, 2015

Bismillah: A moment to start from another minus 0.0

I am thinking about a curve or graph, or chart... or else which shows how life is going up and down in some ways. Unpredictable, but amazingly could be passed one by one, whether it is hard or too hard..huft.

Right now, I am sure I am in a point of eager to start from minus, I have messed some things up so to reach this goal I will start over. Sadness won't help. The most important thing is having many high dreams are free, not even need to pay for a penny, so why bothers?

Opening many doors, hoping one will friendly say hi and let me in. I believe I can say it's possible. Every single thing is possible as I love to struggle for striving. Let's move.

Sunday, September 13, 2015

Scientific Approach in Learning

Here is one of hottest issue recently. It has emerged as result of the launch of new curriculum. This approach focuses on how teaching material and process become more scientific, using empirical fact, logic phenomenon, or rational value.

I am trying to simplifize this for my own interest. Reading some articles, books, and technical clues rather makes me spinning around. To break it into some pieces, I would like to concern on the process of learning would be done applying this approach. The process goes to three focuses, indeed, those three stuffs are important, attitude (know why), knowledge (know what?), and skill (know how).

By looking at these three objects, the teacher is supposed to create a productive, innovative, creative, and affective learning. Still, the aim of this is to produce students who are balanced both in soft and hard skills.

It has some steps need to be done in teaching and learning process which are: observing, questioning, associating, experimenting, and networking. Actually, I have read some previous approaches that let students to think critically or involved in a problem-solving. In short, this is also aimed to make students can identify, compare, analyze, evaluate and understand a topic clearly. Furthermore, students can apply their knowledge, use it in their daily life. See, today there are a lot of people who know how something should be but prefer to avoid their knowledge.   

There are three methods which support scientific approach: discovery learning, project based learning, and problem based learning. These methods


Knowledge
Skill

Abstrak
Konkrit
Faktual
Discovery Learning
Discovery Learning
Konseptual
Discovery Learning
Discovery Learning
Prosedural
Discovery Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning Problem Based Learning
Metakognitif
Discovery Learning
Project Based Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning
Project Based Learning
Problem Based Learning

Wednesday, September 2, 2015

Ujian Nasional 2016

Jika sebelum ini UN selalu menjadi topik hangat yang bergulir di setiap perdebatan, entahkan itu sebagai mosi lomba debat ataupun debat sebenarnya. Ujian nasional menjadi ujian yang menggemparkan karena banyak faktor baik itu soal pendanaan yang membengkak, distribusi soal yang macet, atau kecurangan disana sini baik dari segi pengadaan soal atau juga pelaksanaan ujian itu sendiri. Perdebatan nampaknya mereda setelah ujian nasional tak lagi dijadikan standar baku kelulusan bagi seorang pelajar. Ia dalam dua tahun terakhir dijadikan salah satu aspek dengan persentase tak lebih dari separuh. Sekolah memiliki hak lebih besar dalam menentukan kelulusan siswa.

UN 2016
Ujian tahun 2016 yang akan datang seolah masih dalam bentuk abstrak, hanya mampu diraba, namun belum jelas bentuk soal dan pelaksanaannya. Katakanlah sekolah telah mendapat surat mengenai pelaksaan UN berbentuk CBT, sehingga sedari sekarang sudah menyiapkan laptop dan perangkatnya untuk kebutuhan UN tersebut. Jika secara fisik sekolah mulai bersiap, lain lagi dari sisi proses belajar mengajar. Meski sebentar lagi jam tambahan akan segera dilaksanakan, jadwal telah disusun, orang tua siswa pun telah bersiap memberi jatah bekal tambahan, namun wujud UN masih belum bisa dipastikan. Hingga hari ini kisi-kisi resmi belum dikeluarkan oleh BSNP yang katanya akan segera diluncurkan meski masih dalam bentuk makro. 

Kabar angin yang berhembus, materi yang dikeluarkan bagi sekolah pioneer kurikulum 2013 adalaah materi irisan, yakni irisan (sambil menggambar diagram venn) materi KTSP dan K13. Well, semoga saja kabar ini benar hingga persiapan ini bisa membantu siswa dengan tepat. Setelah mondar mandir di dunia maya, saya hanya menemukan soal UN akan dilaksanakan tiga kali tahun 2016 nanti, terdiri dari:
1. Ujian perbaikan bagi siswa tahun sebelumnya di Februari 2016.
2. Ujian nasional April 2016.
3. Lalu ujian perbaikan untuk peserta tahun 2016.

Hmm, belum terpuaskan jika belum memegang SKL mata pelajaran saya, karena meragu antara apakah benar materinya akan berkisar di materi irisan? Ataukah berbeda? bagaimana dengan tingkat kesulitannya yang kabarnya akan lebih tinggi? Lalu, apakah masih ada soal listening? Atau jangan-jangan kembali ke reading dan grammar? God, save my students.

Friday, August 21, 2015

Pojok Pagi 21

Huaaaaaaaah nambah aja ni umur, makin berat lah tanggung jawab...^^

Sambil ngupi2 di kafe DD, nongkrongin wireless gratis niatnya tapi berujung pada sepotong sandwich dan lemon tea...huwaaat, iya nih pengen choco panas gitu cuman semua dark, pahit uy, pagi2 udah pahit aja.

Appppa yah? Semalaman ga bisa tidur, insomnia ala ulang tahun ceritanya, mikir ujung ke awal, who am I? What have I done to this world? Am I useful enough? Cuh cuh... saking galaunya jadi ga bisa mikir dengan benar, akhirnya nyogrok di kamar guest house depan tivi liat film india jadul.. gkkgkgk menemukan betapa sebenarnya film ini ga logis banget, padahal dulu pas pertama nonton tak anggap romantis. Apa yak judulnya? Bodoh ah.. 

Eh pagi2 ngupi, ngelemon tea gini asyik juga. Pas kesibukan dan macetnya jalan baru mau dimulai, pas segala aktivitas orang bekerja baru akan menggeliat. Biasanya jam segini udah tugas aja, well, sebenarnya tugas saya mulai dari jam 4 atau 5 pagi...hooooaaaaam, but today is fine, different but nice. Tapi, yang namanya aktivitas non rutin enaknya cuma sesekali, beberapa hari, kalau kelamaan malah bikin bosan juga. Alah manusia sekali, mudah bosan, cuman saya memang rada akut bosanannya. 

Umm, dua hari lalu liat orang rapi jali, liat yang beda dan rileks hari ini bikin mata seger, pikiran tetep galau gimana gitu...hoho come on.

Udah tergambar sih apa yang bakal dilakukan beberapa bulan ke depan soal bagi peran dan hal-hal lainnya. Tapi pas nyadar itu bakalan susah dan sulit untuk dilakukan itu jadi bikin malas dan ilfil.. makin tuing makin ga jelas ^^

Thursday, August 20, 2015

Jangan lupakan hari ini.

Pertemuan dengan banyak ahli di bidangnya hari ini membuat saya berasa nano-nano. Jika sebelumnya kemaren saya merasa galau tingkat dewa, setelahnya pun tiada beda..hoho parah banget terjebak di kotak kaca situasi ini.

Ahli dibidangnya, rupawan, cerdas pastinya, rapi jali, ramah tamah, agggh luar biasa sekali kualitas orang-orang yang saya temui kali ini. Jadi sempat minder sendiri, saya nyasar apa yak di tempat penuh ambisi akademis ini, tapi harus optimis dan bujuk2 diri sendiri. Bukankah mestinya bangga karena bisa berjejer sama dengan mereka, berdiskusi, ngalor ngidul, plus foto-foto, haha ternyata. Saya pikir tadinya cuma saya yang suka foto.

Hmm, apa yah? Saya bingung mau ngomong apa, mending bobo deh...

Thursday, August 13, 2015

SKCK:Mondar Mandir di Panas Buta

Baru-baru ini diminta ngurus SKCK, sempat bingung plus malas membayangkan urusan yang njlimet dan berputar. Karena jadwal kerja yang padat ditambah jadwal menyusui yang udah mantap jadi harus milih milih jam biar ga keteteran. Jadilah sehari ke desa dulu, dan seterusnya. Well, ini ni yang mesti dilakukan:

1. Minta surat pengantar sama bu RW, terus silaturahim sama bapak Kadus.
2. Singgah ke kantor desa yang males banget cz udah biasa ngaret dan lama disini sih.
3. Pas udah ke Polsek disuruh balik lagi ke Kantor camat, well it's quite annoying though.
4. Baru muter arah ke Polres... eits, banyak juga ysng kudu dibawa. Alhasil balik dulu ke rumah, balik lagi motokopi, balik lagi, hufffft... disini mesti bikin sidik jari dulu bagi yang belum pernah punya. Oh ya bayarnya 40.000. Baru masuk ke ruang pembuatan SKCK, dokumen yang harus diserahkan:


Nah disini diminta mengisi formulir, yang bikin kesel ada juga yang sama persis dengan yang diisi dengan di Polsek, kurang efisien. Jadi deh, bayar 10.000.


Friday, June 19, 2015

Menyoal Pelayanan Publik

Sebenarnya saya paling malas berurusan dengan instansi manapun yang berbelit-belit, dipenuhi dengan orang-orang sok sibuk dan sok bangsawan. Tapi beberapa kondisi kadang mengharuskan berhubungan dengan urusan yang bikin lemes bin gondok ini.

Gara-gara sakit yang bikin sempoyongan saya harus ke rumah sakit terdekat. Saya mampir dulu ke puskesmas untuk memeriksa kondisi, dan here it goes. Awalnya dibagian pendaftaran yang masih ramah, melayani pertanyaan dengan mudah lalu mempersilahkan mengantri untuk check up. Terus, saya lihat hanya ada dua atau tiga orang dikursi antri, oh harusnya bisa sangat cepat. Tapi, malah jadi lamaaaaaa. Apa hal? Itu sibagian administrasi ngantar kartunya pakai slow motion, sok sok nulis dulu biar tlihat sibuk nampaknya. Oke, sabar kan puasa. Akhirnya nama saya dipanggil dicek tensi darah dsb dsb hingga menemui dokter yang cakep-cakep dan masih muda sekali. Ada tiga orang yang sibuk dengan hp nya masing-masing, kan mestinya saya dipanggil dari tadi. Kayaknya fresh graduate dari roman mukanya yang imut ganteng dan cantik. Habis konsul, saya disuruh ke lab RS yang lebih gede dengan alasan ada beberapa poin yang ga bisa diperiksa di sini. Saya kudu bikin surat rujukan. Oalah rasanya seperti di pingpong. Saya doktnya disuruh ke bagian depan. Sampai disana disuruh ke yang cek tensi dll itu eh malah disuruh balik ke bagian pendaftaran, habis mutar sana sini akhirnya saya masuk ke ruangan yang rame juga orangnya dan santai, hello. Disini saya menyimpulkan bahkan orang yang bekerja disinipun tidak paham benar mana tempat bikin rujukan. Pas di bagian itu disuruh nunggu lagi trus dipanggil trus cuman dibilangin dengan santai, mbak langsung aja ke RS ga perlu rujukan ini palingan bayar.....aggggggh kesal

Di Rumah sakit, nanya sana sini, daftar, antri lagi, diperiksa, disuruh ke lab yang letaknya jauh di belakang sana, aaaaaah capek... antri lagi di lab, cek ini itu, balik lagi ke poli, antri lagi, sampai sejam meski saya satu-satunya pasien di depan poli ini tapi ga dipanggil-panggil, akhirnya saya masuk. Cuman dijawab nunggu dulu mbak analisanya masih diproses, huwaaat lama amat.

Berjam-jam dengan urusan kemarin itu benar-benar ujian dahsyat untuk puasa awal saya....hhhhh bukannya sama dengan saya, orang yang bekerja disitu juga belajar soal pelayanan publik yang prima dsb dsb... What a mess.

Monday, June 8, 2015

Me Time, Me Stuff?

Hahaha istilah Me Time itu loh... Klo me stuff ada gitu? My stuff kali... tau ah gelap.

Akhir-akhir ini sempat mikir, hey which one is "me time"? Dari bangun subuh hingga tengah malam lalu subuh lagi, rasanya "me time" yang santai-santai itu ga ada. Enjoy aja, jelas saya enjoy cuma emang benar loh rasanya ada sesuatu yang kurang. Saya ga sempat baca buku, ga sempat nonton film kesukaan, ga sempat bersantai-santai ria ala anak gadis yang banyak waktu luang. Daftar pekerjaan yang harus saya lakukan diluar sholat ialah, mencuci popok Fatih, mencuci botol-botol kaca, sterilisasi, kemudian mengeringkan hingga siap pakai lagi, memasak buat pengasuh Fatih, cuci piring trus bersih-bersih kamar hingga ruang tengah biar Fatih dan pengasuhnya betah. Ok, mandiin Fatih plus bermain ria hingga ia bisa ditinggal sendiri (which is rare karena ia suka sekali plus menuntut ibunya berada selalu bersamanya), pengasuh datang saya baru bisa mandi dan sarapan kadang-kadang. Sarapan jadi sunah karena saya takut telat bekerja.

Sampai tempat kerja, mulai dengan seabrek koreksian (yang sebenarnya sudah saya bawa bolak balik tapi di rumah jadi sesuatu kalo bisa ngoreksi), ngawas, nginput semua nilai ke aplikasi raport atau ngajar atau rapat atau diskusi, anything hingga harus tetap menyempatkan pulang ngASi Fatih. uggggh berasa dikejar-kejar waktu. Pekerjaan benar-benar hanya bisa dilakukan di sekolah. Rumah means Fatih Only.

Pulang sekolah, dengan muka lusuh kadang berbunga juga, yang ngasuh Fatih langsung pulang. Saya harus bermain, bercanda sambil nidurkan dia. Jika dia tidur, saya kadang bisa tidur. Seminggu ini berkutat nyiapin bikin tepung buat Fatih, kacang hijau, beras merah, beras biasa yang nyarinya saja sampai keliling Manggar. Saya pengennya Fatih makan beras tanpa pengawet. Fuiiiiih luar biasa. Tiba-tiba udah malam lagi, malam bolak balik gendong, ngASI, dan sejenisnya hingga tertidur tanpa terasa, tanpa mimpi lalu pagi lagi.

Hoho and akhir-akhir ini terlintas lagi which one is me time? Makanya saya suka sekali kalo ada teman yang ngajakin jalan sore bareng Fatih, atau menjadi teman ngedate mereka, meski tetap gendong bayi lucu saya setidaknya saya bisa menghirup udara segar selain rumah dan tempat kerja.

Masih panjang perjuangan ini....

Wednesday, June 3, 2015

Prasangka Buta

Semalam sebelum tidur sempat bertanya kembali, where is the heaven? Is it that far so that people should wait to be in and be happy? Gegara manyun mikir jawaban dari pertanyaan tersebut malah berteman dengan prasangka buruk dan rasa kantuk teramat sangat. See, sekarang jadwalnya saya harus input banyak angka dan data, ditengah-tengah malah mendapati mata tak mau diajak kompromi, terpaksalah saya harus menulis disini. Siapa tau dengan bergeraknya jemari bisa membuat kantuk pergi. Ah,..


Eh, betapa sebuah prasangka buruk bisa membuat hari jadi demikian suram. Pas sebelum subuh, di masjid masih ngaji, berubah jadi hujan deras selang beberapa menit kemudian, well tidak ada hubungannya dengan mood saya sebenarnya. Lagi kejadian tadi pagi, yang sekarang malah bikin ngakak kalau dipikir-pikir ulang. Sebuah sms yang dibaca dari sudut pandang saya yang keberapa hingga saya langsung uring-uringan, pengen ngelempar yang sms dengan sendal karena isinya ga syar'i sekali, jauh dari sopan santun ala Indonesia lagi, penuh rayu yang menyebalkan. Oops, mulai berpikir harus diapakan nomor ini, harus dibalas dengan nada yang sama, atau harus dimaki-maki di pagi hari ini. Untung sempt double check, okeh dibaca dulu siapa tahu berubah isinya tau isi kepala saya yang harusnya berubah atau sudut pandang membacanya mesti dari radius sekian derajat. Jeng..jeng saya baca lagi, ternyata oh ternyata. Sumpah jadi geli sendiri. Tu sms bukan ditujukan untuk saya, tapi teman saya yang masih lajang. Oh oh pantes, soalnya pengirim diumputin paling bawah sampai tak terbaca. Didn't I say to myself? Pagi-pagi harus cerahkan hati, kalau cuaca sih suka-suka dia mau ujan, panas, salju sekalian. Tapi perkara hati, memang tak boleh main-main. Capek fisik sudah biasa capek hati jangan ah. Yang terang bisa jadi buram, yang buram malah tambah suram.

Well, well, have a good day ;)

Tuesday, June 2, 2015

MPASI

Hi there,

Tidak terasa Fatih hampir tamat ASIX dan hampir menuju waktu belajar makan or MPASI. Sama pusingnya dengan segala persiapan ASI perah, segala informasi tentang MPASI pun sedang dikumpulkan. Google sudah jadi teman setiap saat. Bergabung di grup ibu-ibu rempong pencinta hidup sehat pun dilakukan. Begitu juga dengan wawancara dengan berbagai jenis ibu-ibu, dari rekan kerja hingga jeng jeng arisan plus sosialita...hoho

MPASI,...hhh deg2an, suer. Mikir gimana ribetnya. Secara, sekarang saja sudah sangat ribet. Padahal pada kenyataannya sulit sekali untuk saya pribadi agar bisa makan brgizi, empat sehat lima sempurna, saya tergolong sangat bandel mentaati ragam makanan yang harus di konsumsi. Nah, ini dia tantangannya, saya ingin sekali ber MPASI ori alias handmade layaknya kemaren ngotot ingin menuntaskan ASIX apapun yang terjadi. Walau ke ujung dunia, bersakit-sakit dahulu lalu sakit kemudian. I almost did it.

Sekarang sedang melihat, mengobservasi, membaca, bertanya, dan mikir yang pasti mendominasi about what should I do concerning this issue. I have to... I have to

Monday, May 18, 2015

Lost

Being lost...

I am sure none wants to. Being lost because of untrusted stuff is such a terrible situation. I wonder if somebody can just simply move on then walk forward. Lost can be defined when you lose a game, various games of life. It could be about being kicked in an unfair competition or untrusted source. Being lost also can be about feeling dump since you thought you know all the things, but you are only mistaken.

Terrible, horrible... it's not only sour, but also bitter in your mouth, head and mostly heart. Every single thing is going to explode in one time. You can esily manage your mind or take a deep breath then shake your body. It needs a lot process of controlling screwed stuffs, it needs time indeed.

Who wants to get lost? Somewhere... or at anytime nobody wants to. 

Friday, May 8, 2015

Tenggat Waktu

Everything has just changed... Saat ini semua aktivitas bagai dikejar tenggat waktu. Bagaimana tidak? Yang biasanya tiap pulang kerja bisa tidur nyenyak, sekarang tidak. Tidur menjadi barang mewah yang teramat berharga untuk bisa dilakukan. Cucian juga, hehe biasanya mencuci piring atau baju seminggu sekali, emang dasar malas, sekarang diwajibkan cuci popok tiap hari. Belum lagi kejar-kejaran dengan waktu. Saat jam kerja jadi sebuah hal yang harus diperjuangkan setelah proses panjang tidur-bangun-tidur-bangun-ketiduran karena harus bangun beberapa kali semalam.

Ibarat lomba lari, berkejar-kejaran dengan waktu jadi menakutkan kadang. Meski tenggat itu sendiri yang sebenarnya menjadikan hari-hari menarik. Happy racing 😲

Tuesday, May 5, 2015

Capek

Capek itu saat pekerjaan rumah dan kantor menumpuk jadi satu, bahkan untuk menguraikan satu per satu pun sulit.

Capek itu saat menyampaikan sebuah maksud ke orang tapi orangnya bahkan tidak mampu mendengarkan.

Capek itu saat pagi buta menghantam angin dan badai demi mengejar tenggat waktu untuk bisa berbagi pada orang yang lebih banyak dan butuh.

Capek itu saat harus mengantarkan susu padahal harusnya bisa lebih sederhana namun jadi rumit.

Lebih capek lagi...

Saat ingin dimengerti dan didukung malah diperlakukan sebaliknya.

Ingin membantu malah dicela dan dianggap tidak mampu.

Ingin mencoba meringankan tapi dianggap tidak bisa malah memperberat beban.

Capek super double itu, saat badan sudah tak mampu ditambah hati juga tak mau kompromi.

#Sing: Jaga Hati, jaga hati,.. Pedulikan yang mau dipedulikan dan mau balik peduli.

Tuesday, April 14, 2015

Bismillah

Tergerak hati untuk melongok blog, weh sudah lama sekali saya tidak menulis. Kehadiran bayi imut nan cakep membuat menulis tidak lagi jadi pelarian sekaligus wadah menuangkan ide...he is absolutely charming.

Bukan hanya media menulis yang terlupakan, beragam aktivitas hobi pun rada sulit dilakukan. Sederet protes dilontarkan bayi tercinta saat ibunya memcoba membaca atau menonton atau apapun selain menatap matanya, meladeninya mengobrol ugu ugu juga menghabiskan waktu setelah bekerja. Bahkan pekerjaan pun tak bisa lagi dibawa pulang. He needs a lot attention, indeed.

Thanks God hari ini bisa khatam satu buku menarik penyejuk hati, bikin mikir sekaligus banyak intropeksi. Rutinitas ibu rumah tangga, ibu seorang bayi mungil, istri juga wanita karir kadang membuat keluhan terlontar juga..huft manajemen hati sama waktunya masih kurang ini. Makanya tadi habis baca satu novel langsung lama sekali tertegun sambil mikir, duh hati ini susah sekali dikendalikan ternyata. Menata stabilitas emosi tidak semudah merapikan rumah dari subuh hingga malam. Menata hati untuk selalu bersyukur bukan malah berkeluh kesah itu susahnya pakai kuadrat. Ingat Aku maka hati akan tenang. Kecendrungan untuk sengaja terlupa jauh lebih besar tarikannya dibanding berlega diri mencintai semua momen yang sedang dijalani.

Ah ya, tadi seorang teman juga bercerita tentang kisahnya. Luar biasa cara Allah mengingatkan hambaNya yang terlupa, dengan sederet pembelaan diri. Bahwa apa-apa yang terasa membebani bisa jadi sedang diinginkan banyak orang di tempat berbeda. Bahwa setiap masalah yang ada mestinya bisa mengajak langkah untuk banyak meminta, berserah sekaligus bersyukur banyak-banyak ke Allah.

#Bismillah...

Saturday, January 3, 2015

K-Drama

Do Min Jun...

Suka..suka, suaranya Song Hye pas manggil Min Jun, lucuuuu. Meski ga nonton filmnya dengan seksama cz my baby is awake at that time. Setelah beberapa hari mendengar jadi kurang sreg cz filmnya rada ngayal.. kalau yang suka astronomi bolehlah nonton ini. Tentang bintang-bintang, teleskop, wormhole, alien, UFO, aghhhh malas banget. Kalau science fiction masih mending, ini mah si pria tampan alias Do Min Jun adalah perwujudan alien..weh. untuk film yang terlalu seperti itu bikin malas, meski film ini ternyata adalah film terbaik 2014, terkeren, terfashionable..hihi.. Kim Soo Hyun memang selalu bombastis. Padahal biasanya saya selalu suka film dia, pria tampan dengan banyak prestasi dan multitalenta dan lagi seumuran dengan saya..nah loh. Ngomongin film sejenis ada juga Rooftop Prince yang ceritanya soal reinkarnasi, manusia dari zaman dahulu, dst dst, sama yang ulang tayang sekarang ada The Great Doctor. Meski yang main keren dan te o pe sekelas Lee Min Ho, tetap saja sulit untuk mencintai genre film yang menghayal tingkat tinggi. Eh ada satu yang sempat saya sukai meski ngaco, atau mungkin memang ada berdasarkan pada kepercayaan tertentu. Padahal tidak ada yang familiar yang main. Judul filmnya 49 Days apa yah, pokoknya bikin termehek-mehek.

Hmm jadi ngomongin drama lagi kan? Padahal misinya nulis yang agak ilmiah kali ini, yang bisa dipublikasi untuk khalayak ramai, eh ujug ujug balik ke drama. Biarlah ini karena Do Min Jun...hoho siapa sih yang ngisi suara wanita itu, sumpah jadi kesengsem, bukan sama aktornya tapi suara saja, titik.

Sampai sekarang film drama yang mengesankan di hati tetap I Can Hear Your Voice, resume nya pernah saya tulis di blog ini juga http://wianie21.blogspot.com/2013/11/i-hear-your-voice.html. Selain karakter tokohnya mantap, alur cerita dan ceritanya sendiri oke. Setelah diamati, drama yang saya suka jenisnya fokus pada profesi tertentu, sibuk menjelaskan deskripsi sebuah profesi secara detail, hingga orang bisa menilai sebuah pekerjaan dengan sudut pandang yang komplit, uhuk. Nah film ini ceritanya diranah hukum, untuk saya yang tidak mengerti dan tidak mau tahu tentang hukum, film ini memang mempesona. Ada juga yang saya suka Surgeon Bong Dal Hae, cerita soal kehidupan para dokter. Lebih banyak soal tetek bengek pekerjaan dokter diselingi sedikit bumbu kehidupan pribadi dan sedikit cinta, jadi kan berisi, edukatif untuk seorang calon dokter tidak jadi seperti saya. Minggu lalu sempat tertarik dengan film Princess Prosecutor, balik balik ke dunia hukum, jangan jangan saya di umur sekian akan ganti profesi jadi jaksa atau pengacara atau hakim..aha. Eh tapi setelah ditonton beberapa episode jadi mikir ni film ga sebagus dua sebelumnya yang saya sebutkan. Terlalu banyak persoalan pribadinya terus masalah dalam pekerjaannya rasanya kurang pas. Oke oke meski demikian, saya kok jadi suka sama karakter pengacara Seo yang diperankan Park Seo Ho.. Sempat browse sana sini mencari tahu siapakah pria ini. Ternyata sudah sangat berumur walau dalam film terlihat masih muda plus sangat pria. Karakternya mengesankan di film ini. Padahal pernah lihat juga di film lain tapi belum terlalu terkesan.

Seumur ini jadi balik suka sama drama yah, aneh. Padahal untuk bacaan saya sudah meninggalkan yang ringan menuju yang berat secara literal dan harfiah..yang tebal dan tidak bergambar tentu saja :D. Karena akses terhadap drama dari negara lain amatlah terbatas, jadilah menikmati yang ada...weh padahal beberapa film datang begitu saja dari sumber yang tak terduga..senangnya punya banyak teman yang memfasilitasi wakyu luang saya yang kian sempit. 

*mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan nama Korea, saya memang belum mendalami bahasa ini ^_^

Thursday, January 1, 2015

2014: Being A Woman

Sort of busy since I ve got a tiny cute creature around me. He just needs me a lot, almost all the time so I can't simply do what I like to do or eat what I like to eat. I have to take care my self to keep him healthy and well treated.

It's been crazy since everything just changes, turns around and shakes shakes. I lost my weight of course, lost my sleeping time a lot...*sigh I do love sleeping and it makes me dizzy several days because I have managed my sleeping pretty well before. Some changes happen to myself, my body, my mood, and my moment. I have to spend almost all the time beside him, he needs me much, I love him.

Complaining? For sure. Who can get through a new incredible terrifying moment in a sudden without complaining? Or Am I too overwhelmed with joy and troublesome in the same time? So shocked, surprised, not ready, unprepared...haha that's ridiculous for I have read a lot. See theories don't always reflect the truth.

Well, I have started my story with my new role as a woman. An ustadz said everyone can be a kid, but only some women can be a mother. Should I complain for this bless? Hehe I am the one who fonds of this bad thing. Agh to be grateful isn't easy. Yeah I am happy, somebody who has stayed inside of me for 9 months. A cute baby who has grown up inside me, become part of my screwed life.

Before this new duty, I have been a wife. See, a woman has a lot of things to do in the same time, with the same portion. That's tough. What makes it become more complicated is you are also a career woman. Hmm, it's difficult, indeed.

2014 is a new start...

Hell Ya Drama Queen

Jika kalian penggila drama, mau itu Korea, India, Western, Indonesia juga, maka mudah untuk menemukan pasangan-pasangan penuh cinta yang selalu menjaga cinta, yang mati-matian berjuang demi cinta, melakukan hal kecil hingga extra besar untuk yang dicintai, pokoknya all about love. Nah ketika sedang jatuh cinta pun rata-rata orang jadi begitu meski tetap dibagi sesuai tipe, tipe lebay semua diumbar (belum jadi sudah foto sana sini, pajang kemesraan dimana-mana dengan resiko malu nanti pas sudah tua dan menikah dengan orang lain, pasang status penuh cinta dan hal tidak esensial dilakukan saat belum menikah...lah yang sudah menikah saja belum tentu berjodoh sepanjang hayat). Tipe kedua ekstrim sebaliknya, terlalu cool tidak jelas, sok sok ekslusif tidak mau mengumbar rasa padahal di dalam rumah juga cool, saking coolnya bikin tidak betah, tidak romantis cenderung mengganggu, suka galau sendiri, meski sudah jadi suami istri tapi sibuk dengan urusan masing-masing. Tidak ada status romansa apalagi tulisan untuk pasangan, tidak ada pajang foto dengan alibi interaksi dewasa yang memuakkan, apalagi bunga mawar segar meski nyuri dari pekarangan tetangga. Tipe ketiga, abstain tidak pro kanan kiri.. hihi.. kayaknya masih ada tipe lain tapi nanti ditambahkan saja.

Terus apa hubungannya sama drama queen.. eh sebenarnya yang jadi drama itu bukan hanya pihak perempuan kok, laki-laki juga sama saja. Coba protes kalau ada laki-laki yang menolak perhatian. Pada suka kok kalau dikasih ini itu, diingatkan ini itu, diperhatikan, weh basically everyone loves being loved. 

Suka ga sih dijadikan center of his/her world? Jelaslah, saya rasa semua suka, mau gimana cueknya dia, diabaikan dan dijadikan sesuatu yang diincar lalu membiasa dan anteng-anteng saja itu tidak manusiawi. Lah katanya cinta kudu dijaga, hellow ini berlaku untuk yang udah merid saja ya, cinta ala remaja monyet tidak masuk hitungan. 

Orang bakal ngeles dengan bilang, ya iyalah dalam drama yang difilmkan itu pasangannya sudah mapan, apalagi film korea yang lagi laris menjamur, hampir semua tokoh prianya tampan, kaya, care banget, baik hati bin budiman lagi. Jadi mereka kerjaannya yah mempertahankan si cinta dengan melakukan hal hal cute yang menyenangkan hati. Tokoh wanita juga, sesibuk apapun mereka tetap saling berbagi kasih meski beberapa scene memang kurang logis. Oke oke terlepas dari tadi mereka memang dibayar untuk memerankan hal gila tersebut tapi bukan berarti tidak ada yang bisa dipelajari kan. Pingsan juga kalau kemesraan hanya terbatas pada masa saling mengenal setelah jadi dengan ikatan malah tidak mau ambil pusing, kerja kerja dengan alasan memberi nafkah tapi dengan santainya mengabaikan fungsi sebagai pasangan yang berbakti tempat berbagi, bercerita, memperbesar keluarga (meski dalam beberapa kasus sebagian hanya ingin keluarganya saja yang dikunjungi, dicintai tanpa mau berbuat sama), membangun tujuan sama biar ke surga sama-sama (kenyataannya juga tidak banyak yang peduli soal surga yang abstrak).

Menjadi drama juga tidak sama dengan mendramatisir apa apa secara alay, tidak berlebihan tidak pula minus sekali, mau enak sendiri demi kepentingan sendiri. Harusnya bertambah tahun orang jadi makin belajar ya bukannya senang dan ngadem aja dalam kubangan kebiasaan yang sama. Gimana mau akselerasi kalau makan hati, tidak bisa ditegur, tidak mau mendengarkan, ngeyel? Mau panjang mau pendek episode sebuah drama, dari belasan hingga ratusan, atau sejam dua kayak di tv swasta sebelah, semua pelaku mendapat pelajaran, hikmah, melakukan perubahan, lebih banyak mendengarkan orang lain ketimbang bertuhan pada ego pribadi, dan sejenisnya. Sayangnya walau hidup adalah penggalan drama, hidup tidak selalu menyajikan ending bahagia.