Allah Maha Baik

Wednesday, June 11, 2014

Emesis

Mual muntah tidak segera beranjak dari hidupku..weh berat. Meski ini disebut 'morning sickness', kejadian mual dan muntah tidak melulu setia di pagi hari, waktu tergilanya pagi dan malam.

Nah gejala ini amat menyebalkan, betapa tidak, my days are messed up. Semua pekerjaan harus di pending, beberapa malah tidak bisa dikerjakan, Simply lose energy, pengennya leyeh leyeh di kasur. The worst thing is yang namanya makan menjadi kegiatan paling tidak mengenakkan. See, mencium bau nasi kadang terasa begitu menyiksa, juga terjadi pada beberapa jenis makanan. Akhir-akhir ini disusul dengan ikan, say bye to fish. Indeed, tahu banget kalau lagi hamil asupan harus dijaga sekuat tenaga dan sepanjang masa tapi apa daya perut tak terima. Terakhir ke dokter kandungan malah dikasih setumpuk obat anti mual dst dst yang tidak berprikemanusiaan. I hate medicine, a lot.

Karena makan jadi susah minta ampun, terpaksa mengkonsumsi susu, kadang jadi satu-satunya asupan dalam sehari, weh sebelum menikah pun aku tak terlalu suka makan, tapi sekarang kasihan...poor my baby. 

Berbagai trik untuk mengatasi inipun dicari melalui interview dan questioner.. Hingga suatu sore suami dengan senyum sumringah mengatakan ..eureka..menemukan obat mujarab yang pasti tidak akan kutolak, which is ice cream. Tapi harus ice cream tertentu katanya, itu setelah melalui uji eksperimen istri-istri temannya. Lantas dengan semangat 45 kami menuju toko yang menjual berbagai es krim dan langsung memborong, jangan ditanya, I love ice cream so I must be so happy. Dan beberapa hari kemudian, mual dan muntahnya tidak berkurang :D, ekspetimen gagal. Setidaknya itu obat yang paling menyenangkan sejauh ini. Kemudian ada pula yang menyarankan untuk meminum teh hangat di pagi hari, hingga sempat dilema, my stomach isn't that good, I can't eat or drink something sweet in early morn except milk. Hingga sekarang cara tersebut belum diterapkan.

Yang paling nyesek adalah saat muntah tidak pilih tempat. Misalnya andai saja perut bisa diajak kompromi, jadi tidak harus mendulang malu. Contoh, abis makan bubur langsung keluar di depan sebuah swalayan. Belum lagi beberapa kali berhenti di jalan saat melakukan perjalanan...God, isn"t this too hard?

Recently, muntahnya jauh berkurang, yang tersisa adalah mual dan mulas tiada kira hampir setiap waktu. Hingga ingin sekali berteriak..I need a break...libur cepatlah datang. Susah jika harus bekerja dalam kondisi mulas dan lemas begini.