Allah Maha Baik

Sunday, September 29, 2013

Aku ... Kamu


Hai, apa kabarmu nun jauh disana? Setelah bertahun-tahun, ah ya ini tahun kelima, aku kembali mengingatmu dengan sendu. Ini kali pertama aku menatap laut kembali dengan tatapan murung karena kamu, kamu yang jauh disana. Aku begitu rapi menyimpanmu, menyimpan kisah kita. Namun, biarkan kali ini aku mengingatmu dengan cara yang baru kusukai dua tahun terakhir ini.

Semalam acara Miss World, aku sudah lama meninggalkan kebiasaan menonton acara pemilihan ratu sejagad dan sejenisnya karena kalimatmu itu, “Why should they spend a lot of money just for choosing the most beautiful woman, while here, in front of me, in the middle of the breeze of the sea, Miss Universe (saat itu belum ada Miss World) is standing right beside me. That lavish and glamorous event is useless.” Aku tersenyum, sungguh menyenangkan karena kamu selalu ada menemani setiap gerak perjuanganku, dulu. Tapi karena kamu pula, aku seolah tak peduli dengan acara itu, karena sederhana saja, aku akan menangisi ketiadaanmu.

Kamu, yang bahkan saat pergi pun membuatku menjadi lebih baik. Membuatku memutuskan untuk hidup sesuai dengan semua aturan ketat dan baku agar hidup dijalan yang benar. Dulu, aku terus berharap dengan begitu Tuhan akan mengembalikanmu padaku, entahlah dengan cara seperti apa. Tapi, itu konyol... yah, aku menyadarinya tapi terus menekan diri sendiri. Kamu tahu kadang aku begitu lelah hidup dijalan yang telah kupilih itu. Jika ada kamu, mungkin cerita hidupku takkan serumit ini. Cukup kamu, kotak beludru yang kita lihat di pasar itu, dan semua jalinan mimpi-mimpi aneh tapi ajaib itu. Namun, tak ada yang bisa mereka-reka apa yang akan menimpa siapapun, hingga jalan ceritaku menjadi begitu panjang dan berliku, kadang menapak terjal juga curam. Setudaknya aku tidak menyesali cerita ini, setidaknya aku tahu kamu tidak perlu bersusah payah menjalani semuanya sepertiku, cukup hingga 21 saja dan kamu menutup semua cerita hidupmu dan membawa serta sepotong hatiku, selamanya. Aku tahu kamu telah bahagia di sana. Tidak ada kerumitan yang pernah menghampiri hidup singkatmu. Semua orang yang mengenalmu sangat menyanyangimu, hingga aku sekuat tenaga menjauhi mereka, dulu. Dan sekarang sudah sangat jauh, hanya sesekali mereka bertanya kabarku, tanpa berani menyingkap kenangan yang mereka yakin masih tertanam kokoh dalam diriku.

Hanya kamu, dan Tuhan yang tahu, mengapa aku hingga saat ini tak pernah bisa mencintai dengan utuh. Kamu, pria sempurna dengan hati luar biasa tak pernah mudah untuk digantikan oleh pria baik lainnya. Bukan, bukan aku tak pernah mencoba untuk jatuh cinta (see, mencoba jatuh cinta). Mungkin sudah dua atau tiga kali aku mencoba berdamai dengan takdir yang merenggutmu dari tanganku, lalu melanjutkan hidup. Bukankah itu inginmu, “berbahagialah, aku ingin kamu bahagia, selalu.” Tahukan kamu bahwa mencintai separuh bisa membuat luka lain yang tak pernah kurasakan saat bersamamu? Ah, kamu pasti akan mengatakan, dulu kita masih begitu muda sehingga luka beragam jenis apapun tak akan pernah mampu menembus bahagia kita. Padahal, bahagia itu saat ada kamu. Aku mencobanya, aku dan sepotong hatiku yang baru. Tapi, tak ada yang sekokoh dirimu menemaniku, mencintaiku, dan menginginkanku. Tidak ada yang seindah dirimu memperlakukanku.  

Aku terpekur menatap laut yang tersenyum menyambut pagi, menyapaku dengan lembut. Setidaknya aku sudah menerima laut sebagai teman. Ingatkah kamu dengan embun yang lembut menggoda tiap kita menyusuri pantai, lalu kamu berkata dengan lantang akulah pengendara angin. Itu lucu, jika pengendaranya telah pergi begitu jauh, maka yang harus kutuntun adalah keretanya bukan? Ada banyak pertanyaan, selalu dan masih begitu dikepalaku.

Apa kabarmu? Harusnya kamu 27 tahun saat ini. Apa karena akhir-akhir ini aku berusaha menjadikanmu hanya sebatas memori berharga membuatmu marah dan muncul dalam bentuk ruam-ruam ingatan yang melesak hingga ke nadiku? Bukan aku tak mengingatmu jika aku tak pernah mengunjungi pusaramu, aku hanya ingin mencintaimu dengan cara yang lebih anggun. Bagaimana aku akan bertahan hidup jika aku masih terus menangisi kepergianmu? Bukankah lebih baik, jika aku menatapmu dari tepian laut ini yang tentu akan menyampaikan salamku ke tepian sana, ke tepian laut yang merenggutmu dariku.


Tepian pantai, sendu .





Friday, September 27, 2013

Darma Wanita


Dulu sering mendengar frasa ini, saat ibu biasanya sibuk sekali memakai baju seragam ungu kemerahan lalu melenggang ke sekolah ayah. Tak pernah memikirkan sebegitu dalam setelah itu karena tidak pernah terlibat dalam acara ini. Nah hari ini malah diminta datang. Kalau tidak salah darma wanita itu kan persatuan istri-istri pegawai negeri, lah kalau yang jadi pegawai negerinya wanita saja (jomblo lagi) apa juga disebut bagian darma wanita? *tepuk jidat sambil malas-malasan untuk datang. Bukan itu saja, hari ini ada les hingga jam dua siang jadi jadwalnya mepet sekali.

Sepanjang jalan menuju sekolah sempat mengira-ngira, acaranya bakal seperti apa yah? Mungkin kayak ibu-ibu PKK yang bikin kue bareng atau bikin kerajinan tangan? :D lucu kali ya kalau programnya begitu. Sesampai di tempat pertemuan, kaget sekaligus tidak pede karena yang didepan semua pakai seragam, warna oranye, terus disuruh masuk. Agh, lega, tidak semua kok seragaman.

Oke, ini darma wanita dinas pendidikan yang artinya beranggotakan istri-istri dari bapak yang kerja di dinas pendidikan plus guru-guru yang pasti berada didalam di dinas pendidikan. Masih sempat juga bertanya kiri kanan (saya boleh ikutan gitu? :D). Untunglah, acaranya tidak sedramatis yang saya bayangkan, it’s just simply good. Ada materi yang ibu-ibu sekali juga ada makan-makan :). Trus ada mars dan hymne-nya juga (yang pas semua nyanyi, saya senyam senyum sendiri..let's google that stuffs... biar besok-besok udah tahu)


"Hymne Dharma Wanita Persatuan"  

Syair: N. Simanungkalit
Lagu : A. J. Sujasmin 

Takwa pada Tuhan Yang Maha Esa
Dharma Wanita Persatuan
Kami berkarya mandiri
untuk mencapai tujuan
Kemitraan mewujudkan
Masyarakat adil dan makmur
Kami mendambakan kesejahteraan
Meningkatkan sumber daya anggotanya
Bina Jiwa raga
Budi pekerti luhur
Tegarkan tekadnya
Dharma Wanita Persatuan 


"Mars Dharma Wanita Persatuan"

Syair: N. Simanungkalit
Lagu : Damayanti

1)  Dharma Wanita Persatuan
Bersatu-padu ikut berjuang
Wujudkan masyarakat adil dan makmur
Sentosa secara merata

Ref: Melaksanakan karya dengan mandiri
Membina istri pegawai negeri
Tingkatkan mutu pendidikan
Dan ekonomi, sosial dan budaya
Tercapailah harapan kita
Sejahtera anggota dan keluarganya

2)  Ikut serta mempersembahkan
Dharma baktinya kepada bangsa
Tingkatkan sumber daya insan
Lindungi dan hormati hak azasinya

Ref: Melaksanakan karya dengan mandiri
Membina istri pegawai negeri
Tingkatkanlah mutu pendidikan
Dan ekonomi, sosial dan budaya
Tercapailah harapan kita
Sejahtera anggota dan keluarganya

***



Tuesday, September 24, 2013

SMANSA English Club

Hip hip horray, senang sekali bisa membidani lahirnya SMANSA English Club (Mungkin nanti akan ada namanya), It was last week actually on September 16, 2013.

Well, bermula dari nama saya yang entah apa sebabnya berada didalam kertas bertuliskan pembina English Club trus bingung, again, bingung adalah hobi yang terlestarikan. Akhirnya demi kecintaan pada negara dan pada diri sendiri tentu saja, saya nyari informasi tentang makanan jenis apakah ini...upppzz.. apakah sudah ada sebelumnya? atau apa saja yang dilakukan? siapa saja yang pernah ikutan? And, at last, yang saya temukan adalah gelengan kepala, berarti harus didirikan, dibangun dengan penuh cinta biar yang terdaftar adalah para survivor sejati. Selalu, saya garis bawahi, anggotanya boleh siapa saja asal MINAT BANGET dengan bahasa Inggris atau cukup suka sampai dengan tergila-gila akut. Pokoknya tidak perlu banyak nama, tapi juga banyak alasan, misal pas jadwal bilangnya mau ini dulu, atau nanti dulu... No way, indeed, I need survivors, orang-orang yang bertahan, tahan malu, tahan salah kalau lagi ngomong, tahan menertawakan diri, dan tahan banting untuk terus jatuh cinta pada sebuah nama "Bahasa Inggris".

Tidak ada yang mudah, entahkah itu mengumpulkan anak-anak yang super sibuk, atau mencari tahu apa yang harus dilakukan. Berbekal sebungkus pengalaman menjadi tutor EC sana sini, akhirnya EC terbentuk minggu lalu. Belum punya pengurus, belum punya program kerja (masih di laptop dan jarang tersentuh) tapi punya visi yang jelas untuk mencerdaskan anak bangsa (ehm) dalam menggunakan bahasa tercinta ini.

Tidak berlebihan, tidak pula banyak kurangnya, fokus utama adalah speaking. Bukan berarti mengabaikan tiga aspek bahasa lainnya, ketiganya tetap terpakai kok meski tidak terlalu disoroti. Kenapa speaking? Karena banyak sekali ditemukan anak-anak yang skill pasifnya luar biasa, bisa jawab soal dengan baik tapi ketika disuruh berbicara sedikit saja langsung bingung dan mati kutu. Itulah kenapa fokus EC ini lebih ke mengajak anak-anak berbicara tanpa rasa grogi (yang tentu saja masih sangat terlihat), tanpa rasa malu (karena banyak kakak kelas katanya? :D), dan tanpa rasa-rasa aneh lainnya.

Hari ini baru pertemuan kedua, jika minggu lalu diawali dengan perkenalan yang tidak terlalu panjang tapi cukup membuat kami semua pulang beberapa menit sebelum magrib, hari ini waktu sudah cukup terkontrol meski kesempatan untuk semua menyampaikan pendapat sangat terbatas. Okay, ini cerita pertemuan Ec hari ini:

Today was my second EC meeting. I was a little bit scared since some students couldn't come because they had to attend other important meeting. You know what? Sometimes, these students make me really nervous about their coming. I always have such a bad experience with this kind of English meeting. Students seems to be lazy to come at the end. But, thanks God, they were here. I only lost 2 of them without any information.

I prepared some topics in a piece of paper then made a group of three. These group chose the topic then discuss what would they present in front. They had to say any important thing about the topic. Let see some that I still remember, there were Love, dream, music, book, etc. Students talked in their small group then decided who would be the representative of their group.


Wow, I am always amazed by my students. They surprised me sometimes by their good writing or spontaneous talk or well-arranged one. They are actually great. All groups could present their best, they also could ask and answer questions from others pretty well. The discussion ran smoothly. I wish it will be better and better :) Fighting.


Monday, September 23, 2013

It's Just...Hard

It's always hard to start a new thing. Whatever it is, wherever it takes.

I wonder why today is a kind of running slow and heavy. It's like you get such a great burden in your small head.


Not only when you first come to a new place with many strangers around, but also when you are in the middle people you know but your heart is not there, it's double, more complicated to be controlled.

My friend says, it's difficult to be somebody who change her routines into something else. Look at this, you always have somebody to talk to, to share with, but you must walk away then stay still in similar place with nothing happened.

Hm, the problem of 5th kids with 20's are sometimes quite the same, nor the solution. They both can't stay away from those they love. They rely on those people, then cry when they lose them. 




Tuesday, September 17, 2013

X MIPA 1: Introduction

I was so happy when I checked all your works. You guys made the dialogue very well although it was your first time. You made the conversation in the hotel, restaurant, university, bank, airport, and bus station sounded real.

I found many grammar-errors but that's alright. Here is the best group I would like to announce.

The best idea belongs to "Airport Group".
The best acting goes to "Bank Group".
The cutest expression belongs to Nurul Awaliyah.
The best English talk belongs to Calvin.

Here is the "Airport script", I rewrote it in some parts. Check this out:

(Zeba, Aji, and Dennis are waiting in the airport. Then Ningrum, Dela, and Niko enter the waiting room and sit behind Zeba and friends. Minutes later, Ningrum notices that it's Zeba, her old friend)

N: "Excuse me, you are Zeba, right?
Z: "Yes, I am Zeba. Are you Ningrum?"
N: "Yes, I am. Do you still remember how close we were in junior high school?"
Z: 'Sure. How could I forget that? Long time no see. What's up?"
N: "I'm alright. How are you?"
Z: "I'm pretty good. Hey, who are they?"
N: "I forget to introduce you, it's my friends, Niko and Dela. Hey, don't you remember Dela?"
Z: "Oh, Dela. Hi, what's up?"
N: "I am okay. You looks more beautiful now?"
Z: "Are you kidding? By the way, this is my friends. He is Aji and this is Denis."

D: "Hi, my name is Denis."
A: "I am Aji."
N: "Zeba, your high school is SMA 2 Palembang?"
Z: "Certainly.
A: "Where do you come from?"
Ni: "Our school is in Belitung."
D: "Belitung is famous with rainbow city, isn't it?"
De: "Of course. Where are you going?"
D: "We want to go to Prambanan for our history tour."
A: 'Next to Borobudur."
Z: "How about you?"
De: "We already wanted to go home?'
Ni: "We attended the socialization on Indonesian culture in Bandung."
A: "Zeba, we have to leave now. that's the call."
Z: "Oh yeah, Ningrum, Niko, and Dela, we are so sorry that we have to go now. Hopefully we can meet on another occasion."
N: "Yeah, nice to meet you. Be careful, don't forget us."
Z: "Keep in touch."





Sunday, September 15, 2013

Presenting in English

I was accidentally invited to attend a short workshop last week in Tanjungpandan.

The topic is how to present in English using easy ways, of course I was curious about what it would be.

Well, after listening carefully to Ms. Murni, the head of English Department in one private university in Indonesia, I could say "Oh, God, this material is familiar, but where is it being saved in my mind, my memory?" I said before, the more you are lazy to learn then to apply your knowledge, the faster it will leave you.

Let me share the material here. It's such an easy one, since it's only conveyed not more than one hour.
She called that easy way as a "Presentation Building Block", then divide it into seven points, which are:

1. Greeting
2. Name and position
3. Subject
4. Objective
5. Main parts/ outline
6. Ground Rules
7. Link to start

I am sure it was one of my Speaking class material long long time ago. Yeah nowadays SMA students need to learn how to present something in English since some universities make this as their requirements. Let's learn together :)




Wednesday, September 11, 2013

Pamphlet: The best assignment from ya

Here we go, after taking a long time of delay. Finally I have spare time to post the best pamphlet. They are the best ones although they still need to be edited in some points.

For student XI IPA 4 and XI IPS 4, check these out:

Looks like the real one, right? It's interesting. Then, look at these following:

Everyone loves concert seemingly, so most of the pamphlets take this theme. And the last one is up to date since using independence day as its program.
That's all for our first assignment. Keep up your good work :)


Monday, September 9, 2013

Pamphlet: My Apology

Dear my sweet students ever, wherever you are.

As I promised you this morning, I would like to announce the best pamphlet here. But... I have to say sorry for you guys, I just entered my room at 6 this afternoon then prayed. I immediately looked into my bag and of course (I want to) let you know that announcement, but unfortunately, I didn't bring them (Oh God), they are staying quietly in my locker in our school.

I have my own reasons for that. Today was such a busy and hectic day, that I had to stay till 4 P.M. at school, doing many important things including designing "The Upcoming English Club Project" for us.
So, I should say sorry one more since I promised you. Promise means promise. I will (surely) post them tomorrow at my spare time. It will be around 10 in the morning, so please forgive me and check the announcement after school.

Your Lovely Teacher

Thursday, September 5, 2013

Berkaca Diri

Akhir-akhir saya jadi bingung sendiri, well, nampaknya bisa disimpulkan kalau sebenarnya bingung adalah salah satu hobi saya di waktu luang. Well, lanjut. Bingung, bertanya, ngaca karena saya ketemunya dengan orang-orang yang baru dan berbeda. Berbeda? Yups, sangat berbeda dengan lingkungan saya dulu, dulu, dan dulunya lagi.

Akhir-akhir ini (lagi) sering banget ketemu dengan orang berbeda dalam tanda kutip, beberapa tidak jujur, sebagian lagi sangat tidak menjaga tutur katanya, umpat sana, maki sini, seperti tidak takut yang mendengarnya sakit telinga. Hm, ini ni yang disebut hak asasi manusia satu dibatasi oleh hak asasi manusia lainnya. Yang lebih parahnya lagi, saya menemukan orang-orang tadi berada di sekitar lingkungan saya dan semua bekerja "formal" yang berarti, seharusnya, adalah educated person yang tahu bagaimana harus bersikap, berlaku, atau berbicara terutama di depan publik. Aduh, saya jadi ngaca, apa saya sekarang begitu hingga dipertemukan takdir dengan mereka ini? Atau sebenarnya ini salah satu persimpangan kehidupan yang harus banyak saya pelajari juga menjaga diri bahwa sebenarnya hidup itu jelas terbagi hitam, putih, abu, bahkan kadang hijau gelap, biru terang seperti itu. Tidak semua putih, dan hitam hanya ada dalam imaginasi atau nasihat buku, kata-kata bijak, juga orang tua? Saya kadang jadi takut sendiri.

Saya sering dan alhamdulillah masih sering rindu pada suasana penuh cinta kasih dan kebaikan dari manusia-manusia yang punya malu untuk menjaga dirinya tetap pada aturan. Positif thinking aja, mungkin nanti bertemu lagi atau sebenarnya saya hanya perlu mencari lingkungan yang benar, sesederhana itu.

Berbagilah, maka kamu akan kaya :)

Iya ga si berbagi bikin kaya? Yups, it is. Tentu saja dengan definisi kekayaan yang super duper luas, not only about money, babe.

Sejak kemaren dengan jadwal mengajar yang padat merayap serta tingkatan muridnya beda-beda, saya sempat bingung, nah loh. Beberapa materi benar-benar tidak pernah saya ulangi sejak mengajar dengan penuh ketaatan pada kurikulum hingga materi dasar atau pondasi rumah tangga kebahasainggrisan ini menjadi terlupakan. Entah itu belajar reguler, les ini itu dengan tingkatan A B C, trus English Club dan sebagainya dan sebagainya dengan mengutamakan administrasi (yang saya malas sebenarnya, bikin program, bikin laporan, what?)

Nah, karena kepala saya sudah menjelimet oleh berbagai urusan rumah tangga yang tidak selesai (urusan makan, tidur siang, dan program memasak secara rutin :D) jadilah persoalan mencari, membuat, merancang dan me- lainnya jadi sedikit tertunda oleh ehm rasa malas :).

Tapi malam ini, saya sudah berazam empat lima, eh oh, berniat mencari entahkah itu issue atau lagu atau apapun itu yang bisa anak-anak saya terasa ringan langkah kakinya saat menuju kelas. Well, saya akui sulit sekali menemukan yang pas, sesuai dengan selera saya tapi juga tidak mengacuhkan selera muda anak-anak SMA.

Berbagilah, maka kamu akan kaya. Ini yang disebut berbagi jadi makin kaya ilmunya, termasuk kaya ingatan akan ilmu yang telah terpendam bak harta karun, atau melayang terbawa angin tak tahu entah dimana berada hingga mesti belajar lagi dari awal, wew. Juga kaya hati, mendengarkan anak-anak yang sejujurnya telah lelah, hancur lebur badan dan otaknya karena belajar hingga jam 4 sore tapi masih harus ikut belajar lainnya lagi hingga malam, hingga tak terasa sudah pagi lagi (thanks God saya sudah tamat sekolah jadi tidak sebegitu pusing). Dan sejuta entahlah apa memang sejuta atau lebih atau kurang kekayaan lainnya bisa menyusul :) Keep up my good work :D, fighting!