Allah Maha Baik

Tuesday, November 17, 2015

The worse day, ever.

Hidup kalau kau dikata susah, ya susah, pun sebaliknya. Ada aja yang bikin nyesek di hati. Apalagi jika pahi sudah dimulai dengan teramat buruk, biasanya serentetan kegiatan berikutnya ikutan buruk, gaje deh.

Berhubungan dengan manusia egois itu memang sesuatu, orang yang suka sesuka hati, merasa benar sendiri, suka semena-mena dengan orang lain. Ini nih yang disebut anti eksistensi makhluk lain. Eleh, akibat tontonan jam 3 apa 4 yah tentang pro eksistensi toleransi, yang ceramah banget, ga penting.

Kalau mood lagi bagus, mau ada manusia jenis apapun, hayyo aja. Cuman ni mood juga kadang ga stabil, suka cenderung naik turun drastis kayak dolar juga. Tergantung suasana, baper dong. Well, ngomongin orang egois, bukan berarti yang nulis udah perfecto anti egoisme yak. Ada juga saatnya all the things is mine. Cuman akhir2 all the things are supposed to be others. Sometimes I miss my own self. Agh where is she completely gone huh? 

Pagi buruk padahal hujan pertama di pagi hari, biasanya saya suka. Kali ini beda, ada sesuatu yang membuat hujan tak baik hadir di pagi ini. Bukannya menolak rejeki, cuman deg udah ga bersyukur aja ni hati gegara hujan. Semua perjalanan pagi ini sangat tidak menyenangkan. Seandainya hidup bisa dikontrol dengan tangan sendiri, bahkan bangun jam 3 pagi pun tak membuat bisa hadir tepat waktu, apalagi teramat pagi, sigh. Even when I wanted to try to be better, the world seemed not supporting. 

At work, it's getting worse. Ketemu orang-orang nyebelin, lebih gaje, ga tau mana yang harus dilakukan mana yang tidak. Mana yang harusnya ini lalu itu, agh entah, ini ni mood yang paling saya ga suka. Marah. I hate being angry. Anger is just bad. And it is. Berlanjut hingga sekarang, hingga detik ini, hingga jam berdetak detak, plus perut keroncongan. And I can't find choco in my pocket. Better I scream out loud.

Thursday, November 12, 2015

A Letter to God

Dear God,

I am absolutely feeling blue. You said there would be many ways to achieve what you want, as long as you keep fighting, never give up. I do, I did, and I have done it. I always underline it in my mind, that I have to struggle for something that I want, especially things that will be beneficial for others, not only me.

I have knocked many different doors, hoping that they will let me in, getting closer to my huge dream. But, I fall. Yeah, they did let me enter the room, but after I set up my expectation, I got dump. I know trying once won't be enough. So, I try many, a lot. See, those doors kicked me to a very minus start, again and again.

I am sure it sounds more like complaining, but somehow in certain conditions, I just want to surrender. All those wise words I have built in my minds can't barely help. Now, it's like no more energy or braveness to start.

Hmm,

Me


Tuesday, November 10, 2015

Ngomongin Soal Narasumber

Okay, makin sering menghadiri seminar, workshop, atau diklat, makin sering dipertemukan dengan berbagai jenis narasumber. Narasumber atau pembicara ini bisa saja berasal dari pusat, propinsi atau lokal. Asal tidaklah masalah jika pembicara benar menguasai materi yang disampaikan, tidak terlihat ragu, atau malah mencari alibi melakukan tugas lain yang tidak terarah.

Ok, ini cuma opini pribadi, no offense.
1. Keep talking no matter what.

Tipe pertama adalah tipikal wanita dan pria penyuka ceramah. Pembicara model ini akan berbicara dalam dua kategori, pertama berbicara dengan cara membaca slide, only. Yang kedua bercerita ala monolog tentang materi. Sebagian dari tipe ini bisa dibilang sangat menguasai materi cuma terlalu monolog dalam cara menyampaikan saja. Or ada juga yang sebenarnya bingung mau ngomong apa, sehingga beliau fokus sekali pada slide, tanpa dikurangi, mungkin sedikit ditambah.

Untuk tipe ini, ada yang berbicara tanpa memperhatikan pemirsa, situasi, panasnya udara, de el el, pokonya keep talking, yang penting kewajiban menyampaikan selesai. Ada juga yang lumayan interactive, yang ngeh kalau orang-orang di belakang udah pada bosan.

2. Tasks are the most effective guns.

Ada lagi yang terlalu suka ngasih tugas. Belum seberapa ngomong udah sibuk aja nyuruh bagi kelompok, bagi ini itu. In my view, ini tipe yang terburu-buru. Tentu menarik langsung kerja jika info yang disampaikan sudah cukup dan jelas. Tugas akan menyenangkan jika petunjuk yang diberikan jelas dan bisa diikuti. Kalau cuma ngasih tugas terus bahas bersama, kok kayaknya mending belajar di rumah yak.

3. I know you are there.

Ah, tipe ini ni yang makin langka. Memahami materi dengan baik dan menyampaikannya pun sangat interaktif. Sehingga sesekali dua dia keliru pun tak masalah. Pembicara ini menunjukkan bagaimana cara sesuatu bekerja baru memberi tugas. Tidak hanya itu, dia juga sangat suka membantu.

😴😥Kapan-kapan dilanjutkan, ngantuuuuk.