Allah Maha Baik

Monday, December 22, 2014

Hari Ibu: Happy Mother's Day

22 Desember diperingati sebagai hari ibu, biasanya mesti menyempatkan ngirim ucapan ke ibu. Hari ini senangnya bisa menyampaikan langsung le ibu tercinta, selain itu ada yang spesial di hari ibu ini, I am becoming a mother, already. 

Numpuk bermacam rasa, sakit, lelah, mata panda, senang, lega, terharu, lucu, nano-nano... Saking bervariasinya saya sampai belum bisa bercerita kemana-mana, belum posting kata-kata atau foto baby boy saya yang unyu-unyu, lucu, menggemaskan, bikin kangen, bikin manyun juga kala harus terbangun padahal saya ngantuk luar biasa.

Okeh yang spesialnya hari ini dapat ucapan selamat hari ibu dari suami


Nunggu sehat dan pulih total pengen share lebih banyak.. can't wait :)

Friday, December 5, 2014

Program Pra Persalinan

Makin dekat hari H, makin deg-degan, ga keruan, dan ga jelas rasanya di hati..hehe parah banget ini calon ibu. Bismillah aja, meski takut harus tetap dihadapi kan? Harus dijalani...

Persalinan bukanlah hal yang bisa dianggap sepele tapi juga sepertinya tidak rumit (terlalu), lihatlah betapa banyak wanita yang sudah melaluinya meski dengan cerita yang berbeda. *edisi menenangkan hati

Memasuki bulan ini, berhubung sudah mengambil jatah cuti dengan alasan biar bisa istirahat total, tenang, dan menjauhi stress tingkat akut yang disebabkan pekerjaan, jadilah menyusun serangkaian program, mudah-mudahan terlaksana dengan manis. Beberapa hari ini sudah dimulai dengan baik:

1. Jalan pagi
Jalan pagi setelah subuh dengan misi melatih pernapasan. Dari kemaren sudah tahu namun sulit untuk terlaksana. Jam kantor yang teramat pagi serta seabrek kegiatan rumah tangga membuat program ini baru terealisasi di sini. Benar katanya dukungan orang sekitar amatlah berpengaruh. Jalan pagi jadi menyenangkan karena ada ayah dan ibu yang setia menemani, ikutan olahraga juga pagi-pagi keliling kompleks jadi lebih berasa menenangkan. Ah ya, my cute baby juga berkenalan dengan suara-suara baru, banyak sekali kicau burung di sekitar sini, jika sebelumnya ia pasti amat familiar dengan deru ombak sekarang saatnya mendengar dendang irama burung berbagai rupa dengan pemandangan hijau sana sini...I am not sure he can see through my eyes, not yet.

2. Jalan sore
Yang ini maksudnya jalan-jalan tanpa misi kebugaran, tapi misi melepas lelah..hehe. Jalannya bisa kemana aja, biasanya silaturahim, yang pasti saya pensiun mengendarai motor dengan alasan apapun. Isn't this safer, is it?

3. Makan teratur, makan apa saja

Hmm, bagian ini sangatlah penting. Makan teratur adalah ujiannterberat saat bekerja. Di sini evetything is well-organized, mom won't let me eat silly foods in silly time since she has already known my habit and my weakness. Makan tiga kali sehari di tambah snack time. Dan satu lagi, makan apa saja yang diinginkan, suka-suka :D

4. Ngaji sendiri atau mendengar suara orang mengaji atau sejenisnya.

Dari awal kehamilan, ini tetap jadi program andalan meski pelaksanaannya tersendat beberapa waktu. Mengenalkan bayi pada penciptanya tidaklah mudah, bukan?

5. Istirahat cukup

Berhubung sudah tidak ada pekerjaan yang menuntut ini itu sekaligus tidak ada batasan waktu untuk melakukan apapun, jadilah istirahat juga jadi pilihan menarik. Aktivitas yang saya lakukan ada banyak tapi tidak ada yang mengikat. Semua menyenangkan, tidak membebani, bukankah itu yang terpenting di fase ini?

Subhanallah, waktu terus berputar ternyata. Sembilan bulan sepuluh hari hampir terlaksana walau tertatih, patah-patah, berhias lemah, letih, lesu, payah, muntah, gejolak emosi yang berputar deras, juga perubahan fisik yang luar biasa cepat. Semoga bisa bersalin tepat pada waktunya, lancar dan sehat untuk kami berdua :) God loves those who love Him.

Monday, December 1, 2014

Terbang Saat Hamil

Melakukan perjalanan jauh saat kehamilan trimester ketiga memang sangat mendebarkan. Saya dihantui ketakutan aneh bin ajaib misal melahirkan sebelum waktunya atau pada tempat yang salah, di atas pesawat misalnya...olala.

Perjalanan pada tahap ini pasti membuat lelah bertambah-tambah, naik motor bersama suami saja menjadi sangat melelahkan terutama untuk jarak jauh. Ukuran perut yang kian melar ditambah sesak jika duduk terlalu lama menjadi kendala utama, dan jangan lupa keinginan untuk selalu menuju kamar kecil selalu ada. Subhanallah ya menjadi ibu itu berat dari awal hingga nanti dan seterusnya.

Dari yang saya riset, perjalanan paling aman adalah menggunakan moda transportasi udara, karena selain jarak tempuh yang singkat, ibu hamil diberi banyak kemudahan. Terlepas dari itu, ada resiko tentu saja yang harus diambil seperti tekanan udara yang beda yang bikin sesak hingga tadi, ada yang melahirkan sebelum waktunya alias prematur. Tapi bagi ibu-ibu yang tidak memiliki sejarah pendarahan, keguguran atau sakit parah lainnya dianjurkan terbang dengan surat ijin dari dokter.

Perkara surat juga menjadi ribet saat cuti kehamilan baru bisa di ambil saat usia kehamilan mencapai 32 minggu atau lebih, karena bagi pegawai pemerintah cuti bersalin berlaku satu bulan sebelum dan dua bulan setelah melahirkan. Disisi lain dokter atau bidan hanya akan memberi ijin terbang sesuai dengan syarat yang diberikan maskapai. Rata-rata maskapai memberikan kebijakan untuk kehamilan maksimal usia 32 minggu, jika lebih dari itu, bersiaplah untuk kehilangan uang giket karena mereka akan ngotot tidak memberikan ijin laik terbang.

Tidak berhenti sampai disitu, saat check in juga bikin deg-degan, pihak maskapai akan meminta bumil untuk mengisi surat pernyataan yang bunyinya kurang lebih mereka tidak bertanggung jawab atas apapun resiko selama perjalanan, pelit banget yah?

Well, the long journey finally comes today. Dari semalam, sebenarnya beberapa malam sebelumnya sudah dag dig duer, takut ini takut itu, serba parno. Yang paling dicemaskan tentu kondisi bayi tercinta. Meminjam istilah ibu mertua saya, masuk bulan ini sudah mulai masuk gerbang perjalanan antara hidup dan mati, melahirkan itu sebuah proses sulit yang akan dilalui seorang ibu. Diiringi doa-doa dari banyak orang tercinta, akhirnya bismillah naik pesawat dengan merapal doa panjang. Hebatnya bayiku tercinta bergerak sepanjang perjalanan padahal sudah membaca banyak hal menarik dan melakukan aktivitas seperti biasa. Mungkin terlalu excited, atau cuacanya beda..hehe

Still have anogher flight... mudah-mudahan lancar ya Tuhan...