Allah Maha Baik

Monday, December 1, 2014

Terbang Saat Hamil

Melakukan perjalanan jauh saat kehamilan trimester ketiga memang sangat mendebarkan. Saya dihantui ketakutan aneh bin ajaib misal melahirkan sebelum waktunya atau pada tempat yang salah, di atas pesawat misalnya...olala.

Perjalanan pada tahap ini pasti membuat lelah bertambah-tambah, naik motor bersama suami saja menjadi sangat melelahkan terutama untuk jarak jauh. Ukuran perut yang kian melar ditambah sesak jika duduk terlalu lama menjadi kendala utama, dan jangan lupa keinginan untuk selalu menuju kamar kecil selalu ada. Subhanallah ya menjadi ibu itu berat dari awal hingga nanti dan seterusnya.

Dari yang saya riset, perjalanan paling aman adalah menggunakan moda transportasi udara, karena selain jarak tempuh yang singkat, ibu hamil diberi banyak kemudahan. Terlepas dari itu, ada resiko tentu saja yang harus diambil seperti tekanan udara yang beda yang bikin sesak hingga tadi, ada yang melahirkan sebelum waktunya alias prematur. Tapi bagi ibu-ibu yang tidak memiliki sejarah pendarahan, keguguran atau sakit parah lainnya dianjurkan terbang dengan surat ijin dari dokter.

Perkara surat juga menjadi ribet saat cuti kehamilan baru bisa di ambil saat usia kehamilan mencapai 32 minggu atau lebih, karena bagi pegawai pemerintah cuti bersalin berlaku satu bulan sebelum dan dua bulan setelah melahirkan. Disisi lain dokter atau bidan hanya akan memberi ijin terbang sesuai dengan syarat yang diberikan maskapai. Rata-rata maskapai memberikan kebijakan untuk kehamilan maksimal usia 32 minggu, jika lebih dari itu, bersiaplah untuk kehilangan uang giket karena mereka akan ngotot tidak memberikan ijin laik terbang.

Tidak berhenti sampai disitu, saat check in juga bikin deg-degan, pihak maskapai akan meminta bumil untuk mengisi surat pernyataan yang bunyinya kurang lebih mereka tidak bertanggung jawab atas apapun resiko selama perjalanan, pelit banget yah?

Well, the long journey finally comes today. Dari semalam, sebenarnya beberapa malam sebelumnya sudah dag dig duer, takut ini takut itu, serba parno. Yang paling dicemaskan tentu kondisi bayi tercinta. Meminjam istilah ibu mertua saya, masuk bulan ini sudah mulai masuk gerbang perjalanan antara hidup dan mati, melahirkan itu sebuah proses sulit yang akan dilalui seorang ibu. Diiringi doa-doa dari banyak orang tercinta, akhirnya bismillah naik pesawat dengan merapal doa panjang. Hebatnya bayiku tercinta bergerak sepanjang perjalanan padahal sudah membaca banyak hal menarik dan melakukan aktivitas seperti biasa. Mungkin terlalu excited, atau cuacanya beda..hehe

Still have anogher flight... mudah-mudahan lancar ya Tuhan...

No comments:

Post a Comment