Allah Maha Baik

Sunday, August 10, 2014

Curhat Ibu Rumah Tangga

Menjadi ibu rumah tangga sangatlah luar biasa, belum lagi jika ini hanya salah satu peran saja selain menjadi wanita karir. Mengalami sendiri tentulah berbeda dengan sekedar menjadi observer penuh teori. Ibu rumah tangga harus pandai mentolah banyak hal dalam waktu bersamaan, katakanlah menyusun menu setiap hati bisa jadi rumit saat semesta tidak mendukung.

Hmm, ini pertama kalinya berlebaran di kota kecil ini, sekaligus menghabiskan waktu di saat musim mudik. Pertama, sepi yang terasa. Karena suami masuk kerja lebih dulu, otomatis saya harus menyiasati hari-hari di rumah. Seminggu berlalu sehabis lebaran, masih terasa sepi dimana-mana. Yang jadi topik hangat yang mau meledak di kepala saya adalah harga lauk pauk dan sayur mayur yang menggila. Tidak hanya itu, ketersediaan barang juga amat terbatas. Hari ini, meski semalam berniat pagi buta ke pasar dan niat tersebut bablas karena pekerjaan suami yang selalu tuing membuat bangun di jam-jam tidak diinginkan sama sekali, sukseslah saya mendumel berangkat jam 9.. yang biasanya ikan, ayam telah ludes entah kemana. Sesampai di pasar, dueeer sesuai perkiraan, semua ayam habis terjual, menyisakan sedikit ceker dan sayap. Saya sekarang mikir ini populasi masyarakatnya yang nambah atau stok barang memang sedang ikutan mudik juga. Ikan juga tinggal beberapa jenis yang seram, itu yang bahkan saya belum pernah melihat dan merasa sebelumnya. Satu lagi komoditi yang tak pernah tersisa di jam segini, tahu dan tempe. Dua sumber protein nabati ini seolah jadi barang langka dua minggu terakhir. Kalau mau beli, datanglah subuh kak kata penjualnya kale,...weh. Untuk sayur, masih ada beberapa jenis favorit suami, saya si ngikut, tidak punya sayur kesukaan.

Dengan menenteng banyak kantong plastik, saya menuju parkiran. Setidaknya ada beberapa macam bahan masakan untuk beberapa hari ke depan. Semalam saya merana sekaligus nelangsa melihat kulkas kosong melompong menyisakan buah yang wajib saya konsumsi.

Misi lainnya pagi ini adalah mencari bubur untuk suami. Hmm, sudah beberapa hari ini ngidam buryam, ssstt sepertinya suami lebih banyak ngidam di banding saya. Sepanjang jalan saya harus dengan cermat memperhatikan jika ada yang berjualan. Wuiiih setelah mendapati tempat favorit tutup, saya baru ngeh kalau semua tempat jajanan sarapan belum ada yang buka satu pun.. lapeeeer. Ternyata para mamang itu menjadi penting juga yah? Dalam kondisi begini baru terasa, jiaaaah, secara semingguan ini selalu menikmati home-made breakfast. Tapi Tuhan memang baik, di kedalaman saya akhirnya menemukan sebuah gerobak lengkap dengan mamang dan jualannya meski bubur itu adalah bubur terakhir spesial untuk suami saya :D What a day.