Allah Maha Baik

Monday, June 24, 2013

Aku Malu

Aku malu pada matahari yang selalu setia pada titah Tuhannya, datang, tenggelam atau menunda selalu karen perintah. Tak pernah sok tahu, tak pernah sok kuasa.

Aku malu saat sadar bahwa kadang jiwa ini merasa begitu memahami apa itu arti cinta serta wujudnya. Berontak, tergesa, dan tertekan tanpa sebab yang bersangkutan dengan perintah Tuhan. Aku malu telah menafsirkan beragam rasa sebagai jalan cinta yang harus diperjuangkan. Tidak ada yang tahu pasti apa arti kelayakan sebuah cinta untuk berpadu dengan cinta lainnya. Jika dua hati telah ditakdirkan untuk menaati perintah Tuhan maka tidak akan ada penghalang yang tampak terlalu besar hingga cinta harus mengalah, harus menderita.

Sebuah cinta yang karenaNya jelas terasa kebaikan didalamnya, rasa takut yang berlebihan tidak mungkin bisa mengalahkan kekuatan itu. Aku malu telah menerjemahkan banyak rasa dengan semena-mena, merasa aku yang paling tahu, aku yang paling berkuasa atas kehidupan ajaibku. Aku malu pada Tuhan pemegang segala kuasa, yang jauh lebih tahu bahwa ini bukanlah itu.

Cinta dengan kedamaian didalamnya, bermuara pada Tuhan dan segala sifat MahaNya serta melahirkan kebaikan, setetes demi setetes, seteguk demi seteguk. Cinta dengan jalan indah, dengan seluas ketulusan serta pengorbanan yang bukan karena kepentingan. Cinta yang bukan untuk kekuasaan ke depan. Cinta tanpa kepentingan politis yang bertele-tele.

Aku malu pada diriku sendiri, pada bisik jiwaku yang mengadu selama ini. Pada hati kecilku yang sering berontak karena keinginan mereguk rasa aman dan nyaman dalam mereguk cinta. Aku malu, sungguh.

No comments:

Post a Comment