Somehow, sometimes, I miss what isn't around me. Like recently, after my long terrible days of puking, I have been missed to stay at my own room at home.. having a comfortable long lasting chat with my parents or enjoying massage from them, always miss what I can't get from others. I don't know whether I can say it normal or not. Every single night close to lebaran, make this feeling unbreakable. You know? When u hear takbir somewhere far away from home will be so much irritating. It will be the first time, simply remember, losing something for gaining other one, that hurts.
When i was staying in one of terrible beds at hospital, I realize one thing. U can easily get love from people, especially if u just meet them. U do need people who do love you to wake up soon, to live better. People who won't feel u are a burden, a person who makes a lot mess. That's the moment I miss my parents more than ever.
Once, I thought I would never be in this position, but indeed choice comes wiyh a risk all the time. I wish it won't be worthless.
*my head keeps spinning around, need dad really.
Don't: - force others to think like the way you do. - hope too much and expect a lot, especially from something/ someone that even you don't know that well. - struggle that hard for stuffs that won't lead you to neither heaven nor happiness. Do: - be positive, for being older is a must, you don't wanna be old and annoying on your own uh? - be grateful for every single thing Allah has presented to your life, keep the good one and eradicate the bad one.
Tuesday, July 15, 2014
Monday, July 14, 2014
Inspirasi Vs Opname
Dua minggu lalu niat sekali ingin mencari inspirasi karena mumpung libur meski harus ikut pelatihan. Tuh inspirasi mesti dicari-cari setelah menikah, secara fokus sudah terbagi-bagi, tidak melulu tentang diri sendiri dan sebagainya. Yang biasanya dengan tidur saja, inspirasi datang berkunjung keesokan harinya.
Kembali ke dua minggu yang rencananya mau ikut jalan-jalan kesana kemari namun terhalang tugas negara yang tidak bisa di tolak. Well, sekalian tadi siapa tau bisa ditimpuk inspirasi karena punya me time yang lebih banyak, tapi ternyata oh ternyata lain yang diharap lain pula yang hadir. Sehari saja pelatihan itu terikuti dengan 'tidak baik' karena badan memang sudah berasa aneh dilanjutkan malamnya dengan sebuah babak lainnya yang disebut opname. Oke, awalnya ngotot tidak mau, kalau dipikir-pikir tidur di RS selalu meninggalkan kesan buruk, entahkah itu jarum yang jahat, makanan lembek, kebosanan nan meraja, atau bau yang menyebalkan. Tapi ngotot tiada gunanya, sesungguhnya badan sudah tiada berdaya, akhirnya opname pun menjadi pilihan. Masih dengan tidak suka plus berharap tidak lama, apa enaknya jika tidak ada ayah dan ibu di samping? Tidak ada yang biasanya selalu melapangkan hati, ayah dengan es krimnya, atau ibu dengan omelannya terhadap servis RS yang memang kadang penuh tanda tanya. Sukseslah menginap di RS yang well kondisinya menyebalkan. Harapan tinggal sepotong harapan saat besok pun masih harus tinggal karena kondisi yang masih tidak menentu, harus ikut serangkaian tes darah, dan seterusnya. Berhubung sepertinya badan masih betah, diputuskanlah untuk pindah ke kamar VIP yang lumayan, walau sebenarnya tetap saja tidak menyenangkan. Sukseslah beberapa hari terbengong ria, mendapati diri tak berdaya melakukan apapun, bahkan tidak untuk protes pada hal-hal tidak mengenakkan. Sumpah rindu banget cerita-cerita ayah yang bikin semangat sampai hari ini sih masih, rindu serindunya, biasanya selalu bertemu setidaknya beberapa kali.
Kombinasi rasa sakit, rindu yang tak sampai, mual dan lainnya membuat inspirasi bahkan tak punya nyali untuk menghampiri. Hingga hari ini ia tetap kunanti.
Kembali ke dua minggu yang rencananya mau ikut jalan-jalan kesana kemari namun terhalang tugas negara yang tidak bisa di tolak. Well, sekalian tadi siapa tau bisa ditimpuk inspirasi karena punya me time yang lebih banyak, tapi ternyata oh ternyata lain yang diharap lain pula yang hadir. Sehari saja pelatihan itu terikuti dengan 'tidak baik' karena badan memang sudah berasa aneh dilanjutkan malamnya dengan sebuah babak lainnya yang disebut opname. Oke, awalnya ngotot tidak mau, kalau dipikir-pikir tidur di RS selalu meninggalkan kesan buruk, entahkah itu jarum yang jahat, makanan lembek, kebosanan nan meraja, atau bau yang menyebalkan. Tapi ngotot tiada gunanya, sesungguhnya badan sudah tiada berdaya, akhirnya opname pun menjadi pilihan. Masih dengan tidak suka plus berharap tidak lama, apa enaknya jika tidak ada ayah dan ibu di samping? Tidak ada yang biasanya selalu melapangkan hati, ayah dengan es krimnya, atau ibu dengan omelannya terhadap servis RS yang memang kadang penuh tanda tanya. Sukseslah menginap di RS yang well kondisinya menyebalkan. Harapan tinggal sepotong harapan saat besok pun masih harus tinggal karena kondisi yang masih tidak menentu, harus ikut serangkaian tes darah, dan seterusnya. Berhubung sepertinya badan masih betah, diputuskanlah untuk pindah ke kamar VIP yang lumayan, walau sebenarnya tetap saja tidak menyenangkan. Sukseslah beberapa hari terbengong ria, mendapati diri tak berdaya melakukan apapun, bahkan tidak untuk protes pada hal-hal tidak mengenakkan. Sumpah rindu banget cerita-cerita ayah yang bikin semangat sampai hari ini sih masih, rindu serindunya, biasanya selalu bertemu setidaknya beberapa kali.
Kombinasi rasa sakit, rindu yang tak sampai, mual dan lainnya membuat inspirasi bahkan tak punya nyali untuk menghampiri. Hingga hari ini ia tetap kunanti.
Wednesday, June 11, 2014
Emesis
Mual muntah tidak segera beranjak dari hidupku..weh berat. Meski ini disebut 'morning sickness', kejadian mual dan muntah tidak melulu setia di pagi hari, waktu tergilanya pagi dan malam.
Nah gejala ini amat menyebalkan, betapa tidak, my days are messed up. Semua pekerjaan harus di pending, beberapa malah tidak bisa dikerjakan, Simply lose energy, pengennya leyeh leyeh di kasur. The worst thing is yang namanya makan menjadi kegiatan paling tidak mengenakkan. See, mencium bau nasi kadang terasa begitu menyiksa, juga terjadi pada beberapa jenis makanan. Akhir-akhir ini disusul dengan ikan, say bye to fish. Indeed, tahu banget kalau lagi hamil asupan harus dijaga sekuat tenaga dan sepanjang masa tapi apa daya perut tak terima. Terakhir ke dokter kandungan malah dikasih setumpuk obat anti mual dst dst yang tidak berprikemanusiaan. I hate medicine, a lot.
Karena makan jadi susah minta ampun, terpaksa mengkonsumsi susu, kadang jadi satu-satunya asupan dalam sehari, weh sebelum menikah pun aku tak terlalu suka makan, tapi sekarang kasihan...poor my baby.
Berbagai trik untuk mengatasi inipun dicari melalui interview dan questioner.. Hingga suatu sore suami dengan senyum sumringah mengatakan ..eureka..menemukan obat mujarab yang pasti tidak akan kutolak, which is ice cream. Tapi harus ice cream tertentu katanya, itu setelah melalui uji eksperimen istri-istri temannya. Lantas dengan semangat 45 kami menuju toko yang menjual berbagai es krim dan langsung memborong, jangan ditanya, I love ice cream so I must be so happy. Dan beberapa hari kemudian, mual dan muntahnya tidak berkurang :D, ekspetimen gagal. Setidaknya itu obat yang paling menyenangkan sejauh ini. Kemudian ada pula yang menyarankan untuk meminum teh hangat di pagi hari, hingga sempat dilema, my stomach isn't that good, I can't eat or drink something sweet in early morn except milk. Hingga sekarang cara tersebut belum diterapkan.
Yang paling nyesek adalah saat muntah tidak pilih tempat. Misalnya andai saja perut bisa diajak kompromi, jadi tidak harus mendulang malu. Contoh, abis makan bubur langsung keluar di depan sebuah swalayan. Belum lagi beberapa kali berhenti di jalan saat melakukan perjalanan...God, isn"t this too hard?
Recently, muntahnya jauh berkurang, yang tersisa adalah mual dan mulas tiada kira hampir setiap waktu. Hingga ingin sekali berteriak..I need a break...libur cepatlah datang. Susah jika harus bekerja dalam kondisi mulas dan lemas begini.
Thursday, May 29, 2014
Pregnancy: Part 1
Menikah itu sesuatu, mulai dari bangun tidur kaget ada orang di sebelah hingga melakukan banyak hal yang biasanya sendiri jadi berdua. Ada banyak cerita baru, kejutan hidup yang mejikuhibiniu...
Saat menikmati masa bersama dihebohkan dengan datangnya nikmat lain dari Allah, Allah selalu maha baik. Kita yang lagi sibuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan ajaib masing-masing dipercaya untuk bersiap diri menjadi orang tua...rasanya kayak tuaaaaa yah padahal masih suka ngaku muda gitu :D
Bab kedua kehidupan, being pregnant... Dimulai dari spekulasi, menduga-duga rasa tak percaya, kemudian menelpon keempat orang tua dengan malu-malu memilah kata, akhirnya diikuti seruan alhamdulillah sekaligus beragam petuah dari kedua ibu di seberang sana. Berita menyebar dengan lambat karena sengaja, karena masih ragu padahal udah ke bidan, ucapan selamat dari adik-adik ipar yang cantik, hingga ibu kos, dst dst.
Fase pertama dilalui dengan mudah, browsing macam-macam info, beli buku panduan hinga diberi hadiah gadget lucu oleh suami biar lebih mudah cari informasi katanya. Ke pasar bareng ibunda mertua, dibelikan sayur ini itu, buah macam-macam plus wejangan biar hati-hati biar bisa melalui trimester peryama dengan mudah. Senang sekaligus bingung, ini nyata ga sih?
Bersyukur sekali diberi kemudahan, makan lancar, kerja lancar, evetything was running smoothly.
Fase kedua, berasa hamil banget, ujiannya berrraaaaat. Dimulai dari muntah ga berhenti, badan super duper lemas, pengen bobo all the time, kerjaaan bye bye. Beberapa kali ijin hingga suami pun pontang panting, ikutan ga masuk kerja. Ibu dan ayah mertua datang bergantian because I can't even eat a spoon of rice. Thanks God everyone is so nice. Sekarang tubuh nampaknya masih menyesuaikan diri, terakhir ke dokter kandungan udah bisa liat bayinya yang masih sangat imut sekali berdetak jantungnya, subhanallah. Dibilang sulit, emang sulit banget fase ini, berdoa panjang-panjang biar terlewati dengan baik meski tertatih. Jadi mikir dan sempat bercanda dengan ibunda tercinta betapa sulitnya jadi ibu, tidak hanya minggu tapi sembilan bulan lamanya harus menanggung beragam ujian karena hadirnya buah hati tercinta.
Sekarang sudah mulai berkenalan dengan macam-macam vitamin yang jadi wajib dikonsumsi, harus jaga asupan yang masuk ke tubuh, harus lebih rajin ngaji (setelah riset bersama suami suara al-quran tetap memberi stimulasi lebih baik dibanding musik klasik, meski suami juga sudah mendonlot musik klasik yang bikin ngantuk..weh).
*Bisa ga yah liburan datang lebih cepat? Harusnya kita kan ke Lombok suamiku? :D
Saat menikmati masa bersama dihebohkan dengan datangnya nikmat lain dari Allah, Allah selalu maha baik. Kita yang lagi sibuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan ajaib masing-masing dipercaya untuk bersiap diri menjadi orang tua...rasanya kayak tuaaaaa yah padahal masih suka ngaku muda gitu :D
Bab kedua kehidupan, being pregnant... Dimulai dari spekulasi, menduga-duga rasa tak percaya, kemudian menelpon keempat orang tua dengan malu-malu memilah kata, akhirnya diikuti seruan alhamdulillah sekaligus beragam petuah dari kedua ibu di seberang sana. Berita menyebar dengan lambat karena sengaja, karena masih ragu padahal udah ke bidan, ucapan selamat dari adik-adik ipar yang cantik, hingga ibu kos, dst dst.
Fase pertama dilalui dengan mudah, browsing macam-macam info, beli buku panduan hinga diberi hadiah gadget lucu oleh suami biar lebih mudah cari informasi katanya. Ke pasar bareng ibunda mertua, dibelikan sayur ini itu, buah macam-macam plus wejangan biar hati-hati biar bisa melalui trimester peryama dengan mudah. Senang sekaligus bingung, ini nyata ga sih?
Bersyukur sekali diberi kemudahan, makan lancar, kerja lancar, evetything was running smoothly.
Fase kedua, berasa hamil banget, ujiannya berrraaaaat. Dimulai dari muntah ga berhenti, badan super duper lemas, pengen bobo all the time, kerjaaan bye bye. Beberapa kali ijin hingga suami pun pontang panting, ikutan ga masuk kerja. Ibu dan ayah mertua datang bergantian because I can't even eat a spoon of rice. Thanks God everyone is so nice. Sekarang tubuh nampaknya masih menyesuaikan diri, terakhir ke dokter kandungan udah bisa liat bayinya yang masih sangat imut sekali berdetak jantungnya, subhanallah. Dibilang sulit, emang sulit banget fase ini, berdoa panjang-panjang biar terlewati dengan baik meski tertatih. Jadi mikir dan sempat bercanda dengan ibunda tercinta betapa sulitnya jadi ibu, tidak hanya minggu tapi sembilan bulan lamanya harus menanggung beragam ujian karena hadirnya buah hati tercinta.
Sekarang sudah mulai berkenalan dengan macam-macam vitamin yang jadi wajib dikonsumsi, harus jaga asupan yang masuk ke tubuh, harus lebih rajin ngaji (setelah riset bersama suami suara al-quran tetap memberi stimulasi lebih baik dibanding musik klasik, meski suami juga sudah mendonlot musik klasik yang bikin ngantuk..weh).
*Bisa ga yah liburan datang lebih cepat? Harusnya kita kan ke Lombok suamiku? :D
Saturday, May 17, 2014
Grand Final Bujang Dayang 2014
Here I am, sitting among the juries of Bujang Dayang Belitung Timur. I told you, this is a new contest to be watched this close.
Ask me how do I feel? Nervous... :D How come? Well, this is a late night show while I should watch all the things carefully, not being relax... Like staying in my room, watching in my casual costume :)
So, yeah I am here looking for the best couple on stage. Let me dhow you some interesting pictures
This lavish program is sponsored by East Belitung Tourism Office. The judgement has been done since the first time all these finalists entered the quarantine. Tonight they are scored by looking some aspects, grooming, public speaking, and knowledge.
I find it is so serious at first, but fun at the end. Glad to know that all the candidates are nervous so some of them answered the questions incorrectly. I see them as teens then. But, u know everyone is nervous and anxious when it comes to show themselves in front of public. I m not the exception anyway.
It's done already. The winners have been decided. It's decided by looking at the first glance and one question only. Actually I have preferred many better questions...*sigh. If you ask me which do I prefer from my recent activities? I love being a speaker, that's more challenging.
Ask me how do I feel? Nervous... :D How come? Well, this is a late night show while I should watch all the things carefully, not being relax... Like staying in my room, watching in my casual costume :)
So, yeah I am here looking for the best couple on stage. Let me dhow you some interesting pictures
This lavish program is sponsored by East Belitung Tourism Office. The judgement has been done since the first time all these finalists entered the quarantine. Tonight they are scored by looking some aspects, grooming, public speaking, and knowledge.
I find it is so serious at first, but fun at the end. Glad to know that all the candidates are nervous so some of them answered the questions incorrectly. I see them as teens then. But, u know everyone is nervous and anxious when it comes to show themselves in front of public. I m not the exception anyway.
It's done already. The winners have been decided. It's decided by looking at the first glance and one question only. Actually I have preferred many better questions...*sigh. If you ask me which do I prefer from my recent activities? I love being a speaker, that's more challenging.
Thursday, May 15, 2014
Bujang Dayang Beltim: A Presentation
I was quite shocked when a friend of mine called me to be the speaker for this kind of contest. Well, i have become the juries of debate, story telling or speech, but for beauty contest, that's something new.
Today was the first step. I was a bit nervous at first, thinking what should i say in such occasion. Well, since the class isn't about beauty itself, so I made it. Preparing materials by reopening many books. Hello, I've been too long sticking with the same books, or let's say I am just so picky recently, reading similar genre for the purpose is only entertaining myself.
Let's go back. I made the presentation only in a shiny afternoon, around three hours focus. See, it's not that hard actually. Then, yeah I need to practise somehow. Isn't it making a lot of differences? So, as I said before I read for digging more information about the content of my presentation.
I arrived at the hotel exactly at 3.30. The committee asked to come at that time. But the previous speaker was still there, so I needed to wait for a half an hour. I found those finalist of the contest. The two of them will be the ambassador of tourism for this island. As you know, they are all young, beautiful, tall, and smart. Love to see them :)
So, at 4 I started my part, asking them to learn English in a fun way. Having fun is mostly my priority in delivering my idea :p. I thought it would be though, but what a relief they are more than better. Some of them are actively involved while some are listening, I hope that means they get what I meant. Two hours is not enough, we need more but the day is almost over. I wish they can follow the idea when they come to the final night :)
*Thanks for the pointer my lovely husband, I could move everywhere I wanted ({})
Tuesday, May 13, 2014
Pandailah memilah rasa
Tidak ada yang bisa memaksa rasa. Beda dengan masakan yang bisa diramu sesuai selera, perasaan manusia tidaklah semudah itu. Rumit, jika ya memang ingin dibuat rumit.
Rasa, entahkah itu cinta, sedih, senang, cemburu, sayang, benci, tidak bisa dikarang. Mungkin ada tipe orang yang ahli berpura-pura. Bertahan dalam rasa yang dikarang padahal ia sama sekali tak begitu. Atau seolah menjaga padahal ia sedang berpaling jauh dari rasa yang sedang berkecamuk dalam dirinya. Yang lebih hebat lagi, perasaan manusia juga tidak tertentu satu, dalam bimbang ia bisa merasa puluhan secara bersamaan, ah pelik. Tapi sepandai-pandainya ahli, ia akan tetap terkalahkan oleh sifat manusianya yang takkan bertahan lama bermuka dua. Prinsipnya manusia akan mengekspresikan apapun sesuai dengan apa yang ia rasa.
Paksaan atau serangan apapun yang dilancarkan untuk mengubah rasa A menjadi B akan membutuhan usaha yang tidak main-main. Manusia bukan komputer yang bisa mudah dikendalikan oleh serangkaian instruksi atau program yang juga bisa diubah dengan mudah. Manusia jauh lebih kompleks. Jadi, bagi yang berniat memaksa maka menyerahlah. Biarkan rasa menemukan caranya sendiri untuk kemudian muncul di kemudian hari. Apapun kemelut rasa, pilihlah untuk brbahagia karena tanpa diinginkan, waktu akan terus berjalan memakan usia.
*Renungan di lab Bahasa
Paksaan atau serangan apapun yang dilancarkan untuk mengubah rasa A menjadi B akan membutuhan usaha yang tidak main-main. Manusia bukan komputer yang bisa mudah dikendalikan oleh serangkaian instruksi atau program yang juga bisa diubah dengan mudah. Manusia jauh lebih kompleks. Jadi, bagi yang berniat memaksa maka menyerahlah. Biarkan rasa menemukan caranya sendiri untuk kemudian muncul di kemudian hari. Apapun kemelut rasa, pilihlah untuk brbahagia karena tanpa diinginkan, waktu akan terus berjalan memakan usia.
*Renungan di lab Bahasa
Subscribe to:
Posts (Atom)