Allah Maha Baik

Wednesday, April 17, 2013

Episode 2: Wanita Pencemburu


Sebenarnya tidak bisa dikatakan aku bisa mengelompokkan jenis-jenis wanita yang kutemui hanya pada satu sifat saja. Ini hanyalah deskripsi dari beberapa sifat yang dominan pada wanita-wanita yang kutemui.
Tak kusangka cemburu bisa menjadi sesuatu yang mengerikan jika dilakukan berlebihan atau dibiarkan berlarut-larut, ia bagaikan zat kimia beracun yang menggerogoti jiwa pelakunya. Adalah seorang temanku yang malang merasakan rasa ciptaan Tuhan yang satu ini, namun hampir masuk dalam tahapan akut karena ia hampir gila dan mau bunuh diri karena cemburu. Ia wanita lembut namun siapa menyangka setelah jatuh cinta ia menjadi begitu aneh bin ajaib menurutku. Hal yang patut disayangkan ialah ia cemburu pada seseorang yang belum menjadi miliknya, atau bahkan tidak pernah ditakdirkan menjadi miliknya. Sungguh kasihan, ia tipe wanita pencemburu yang tidak sama sekali menyakiti orang lain apalagi orang yang katanya sangat ia sayangi, ia malah terus menerus menyakiti dirinya sendiri. Sudah kukatakan bukan, ia sebenarnya wanita yang baik.

Aku bingung sebenarnya perkara cemburu ini, bukankah kita tidak pernah bisa menilai dengan adil dan objektif jika belum merasakan sendiri. Tapi aku sangat merasakan kasihan yang mendalam pada temanku ini, karena saat-saat cemburu merupakan saat teramat sulit baginya. Aku tidak bisa mengatakan apakah ia beruntung atau justru sebaliknya mencinta seseorang yang juga mencintainya. Seseorang yang banyak membantunya dan mengilhaminya dalam banyak hal. Tapi, diakhir baru diketahui bahwa sang pujangga juga mencintai wanita lain jauh bahkan sebelum ia mengenal temanku ini. Setelah tahu, temanku bukannya marah dan meninggalkan lelaki tersebut, tetapi ia terus mengasihani diri dengan meminta lelakinya mencintai dia meski setiap detik ia merasakan cemburu. Cemburu butakah? Ia bercerita padaku betapa ia tidak tenang, merasa curiga setiap harinya karena laki-laki tersebut tidak pernah bisa meyakinkannya bahwa ia sudah tobat nasuha dari mencintai dimana-mana. Kukatakan padanya untuk berhenti, tapi ia tak kuasa menahan cinta katanya yang terlanjur dalam. Ah, ini sangat pelik, keinginan untuk memiliki sekaligus tidak ingin disakiti. Keinginan kuat untuk menyayangi tanpa rasa curiga malah kian hari kian mengobarkan rasa cemburu yang terus mengintai setiap langkah wanita malang ini.

Sudah kukatakan, aku tak paham dengan rasa cemburu yang katanya memang satu paket jika mencintai seseorang. Karena cemburu membuktikan sayang. Benarkah ia jika menyiksa pelakunya? Membuat pelakunya tak enak tidur, tak enak makan bahkan terkadang ingin mengakhiri hidup karena lelah tak terkira. Padahal aku tahu persis temanku adalah wanita baik yang kenal agama, tapi ia sudah pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Bukankah itu mengerikan? Aku sendiri sering bertanya-tanya dalam hati tentang ini, tak terkira berat beban cinta itu jika diletakkan pada orang atau waktu yang salah. Cinta jenis ini hanya bagi orang-orang yang siap  belajar dan siap menderita. 

2 comments:

  1. Ah sulit sekali menemukanmu, bukan itu tepatnya menambahkanmu kemari... Aku masih benar-benar pusing dengan blog semacam ini :)

    ReplyDelete