Allah Maha Baik

Monday, May 18, 2015

Lost

Being lost...

I am sure none wants to. Being lost because of untrusted stuff is such a terrible situation. I wonder if somebody can just simply move on then walk forward. Lost can be defined when you lose a game, various games of life. It could be about being kicked in an unfair competition or untrusted source. Being lost also can be about feeling dump since you thought you know all the things, but you are only mistaken.

Terrible, horrible... it's not only sour, but also bitter in your mouth, head and mostly heart. Every single thing is going to explode in one time. You can esily manage your mind or take a deep breath then shake your body. It needs a lot process of controlling screwed stuffs, it needs time indeed.

Who wants to get lost? Somewhere... or at anytime nobody wants to. 

Friday, May 8, 2015

Tenggat Waktu

Everything has just changed... Saat ini semua aktivitas bagai dikejar tenggat waktu. Bagaimana tidak? Yang biasanya tiap pulang kerja bisa tidur nyenyak, sekarang tidak. Tidur menjadi barang mewah yang teramat berharga untuk bisa dilakukan. Cucian juga, hehe biasanya mencuci piring atau baju seminggu sekali, emang dasar malas, sekarang diwajibkan cuci popok tiap hari. Belum lagi kejar-kejaran dengan waktu. Saat jam kerja jadi sebuah hal yang harus diperjuangkan setelah proses panjang tidur-bangun-tidur-bangun-ketiduran karena harus bangun beberapa kali semalam.

Ibarat lomba lari, berkejar-kejaran dengan waktu jadi menakutkan kadang. Meski tenggat itu sendiri yang sebenarnya menjadikan hari-hari menarik. Happy racing 😲

Tuesday, May 5, 2015

Capek

Capek itu saat pekerjaan rumah dan kantor menumpuk jadi satu, bahkan untuk menguraikan satu per satu pun sulit.

Capek itu saat menyampaikan sebuah maksud ke orang tapi orangnya bahkan tidak mampu mendengarkan.

Capek itu saat pagi buta menghantam angin dan badai demi mengejar tenggat waktu untuk bisa berbagi pada orang yang lebih banyak dan butuh.

Capek itu saat harus mengantarkan susu padahal harusnya bisa lebih sederhana namun jadi rumit.

Lebih capek lagi...

Saat ingin dimengerti dan didukung malah diperlakukan sebaliknya.

Ingin membantu malah dicela dan dianggap tidak mampu.

Ingin mencoba meringankan tapi dianggap tidak bisa malah memperberat beban.

Capek super double itu, saat badan sudah tak mampu ditambah hati juga tak mau kompromi.

#Sing: Jaga Hati, jaga hati,.. Pedulikan yang mau dipedulikan dan mau balik peduli.

Tuesday, April 14, 2015

Bismillah

Tergerak hati untuk melongok blog, weh sudah lama sekali saya tidak menulis. Kehadiran bayi imut nan cakep membuat menulis tidak lagi jadi pelarian sekaligus wadah menuangkan ide...he is absolutely charming.

Bukan hanya media menulis yang terlupakan, beragam aktivitas hobi pun rada sulit dilakukan. Sederet protes dilontarkan bayi tercinta saat ibunya memcoba membaca atau menonton atau apapun selain menatap matanya, meladeninya mengobrol ugu ugu juga menghabiskan waktu setelah bekerja. Bahkan pekerjaan pun tak bisa lagi dibawa pulang. He needs a lot attention, indeed.

Thanks God hari ini bisa khatam satu buku menarik penyejuk hati, bikin mikir sekaligus banyak intropeksi. Rutinitas ibu rumah tangga, ibu seorang bayi mungil, istri juga wanita karir kadang membuat keluhan terlontar juga..huft manajemen hati sama waktunya masih kurang ini. Makanya tadi habis baca satu novel langsung lama sekali tertegun sambil mikir, duh hati ini susah sekali dikendalikan ternyata. Menata stabilitas emosi tidak semudah merapikan rumah dari subuh hingga malam. Menata hati untuk selalu bersyukur bukan malah berkeluh kesah itu susahnya pakai kuadrat. Ingat Aku maka hati akan tenang. Kecendrungan untuk sengaja terlupa jauh lebih besar tarikannya dibanding berlega diri mencintai semua momen yang sedang dijalani.

Ah ya, tadi seorang teman juga bercerita tentang kisahnya. Luar biasa cara Allah mengingatkan hambaNya yang terlupa, dengan sederet pembelaan diri. Bahwa apa-apa yang terasa membebani bisa jadi sedang diinginkan banyak orang di tempat berbeda. Bahwa setiap masalah yang ada mestinya bisa mengajak langkah untuk banyak meminta, berserah sekaligus bersyukur banyak-banyak ke Allah.

#Bismillah...

Saturday, January 3, 2015

K-Drama

Do Min Jun...

Suka..suka, suaranya Song Hye pas manggil Min Jun, lucuuuu. Meski ga nonton filmnya dengan seksama cz my baby is awake at that time. Setelah beberapa hari mendengar jadi kurang sreg cz filmnya rada ngayal.. kalau yang suka astronomi bolehlah nonton ini. Tentang bintang-bintang, teleskop, wormhole, alien, UFO, aghhhh malas banget. Kalau science fiction masih mending, ini mah si pria tampan alias Do Min Jun adalah perwujudan alien..weh. untuk film yang terlalu seperti itu bikin malas, meski film ini ternyata adalah film terbaik 2014, terkeren, terfashionable..hihi.. Kim Soo Hyun memang selalu bombastis. Padahal biasanya saya selalu suka film dia, pria tampan dengan banyak prestasi dan multitalenta dan lagi seumuran dengan saya..nah loh. Ngomongin film sejenis ada juga Rooftop Prince yang ceritanya soal reinkarnasi, manusia dari zaman dahulu, dst dst, sama yang ulang tayang sekarang ada The Great Doctor. Meski yang main keren dan te o pe sekelas Lee Min Ho, tetap saja sulit untuk mencintai genre film yang menghayal tingkat tinggi. Eh ada satu yang sempat saya sukai meski ngaco, atau mungkin memang ada berdasarkan pada kepercayaan tertentu. Padahal tidak ada yang familiar yang main. Judul filmnya 49 Days apa yah, pokoknya bikin termehek-mehek.

Hmm jadi ngomongin drama lagi kan? Padahal misinya nulis yang agak ilmiah kali ini, yang bisa dipublikasi untuk khalayak ramai, eh ujug ujug balik ke drama. Biarlah ini karena Do Min Jun...hoho siapa sih yang ngisi suara wanita itu, sumpah jadi kesengsem, bukan sama aktornya tapi suara saja, titik.

Sampai sekarang film drama yang mengesankan di hati tetap I Can Hear Your Voice, resume nya pernah saya tulis di blog ini juga http://wianie21.blogspot.com/2013/11/i-hear-your-voice.html. Selain karakter tokohnya mantap, alur cerita dan ceritanya sendiri oke. Setelah diamati, drama yang saya suka jenisnya fokus pada profesi tertentu, sibuk menjelaskan deskripsi sebuah profesi secara detail, hingga orang bisa menilai sebuah pekerjaan dengan sudut pandang yang komplit, uhuk. Nah film ini ceritanya diranah hukum, untuk saya yang tidak mengerti dan tidak mau tahu tentang hukum, film ini memang mempesona. Ada juga yang saya suka Surgeon Bong Dal Hae, cerita soal kehidupan para dokter. Lebih banyak soal tetek bengek pekerjaan dokter diselingi sedikit bumbu kehidupan pribadi dan sedikit cinta, jadi kan berisi, edukatif untuk seorang calon dokter tidak jadi seperti saya. Minggu lalu sempat tertarik dengan film Princess Prosecutor, balik balik ke dunia hukum, jangan jangan saya di umur sekian akan ganti profesi jadi jaksa atau pengacara atau hakim..aha. Eh tapi setelah ditonton beberapa episode jadi mikir ni film ga sebagus dua sebelumnya yang saya sebutkan. Terlalu banyak persoalan pribadinya terus masalah dalam pekerjaannya rasanya kurang pas. Oke oke meski demikian, saya kok jadi suka sama karakter pengacara Seo yang diperankan Park Seo Ho.. Sempat browse sana sini mencari tahu siapakah pria ini. Ternyata sudah sangat berumur walau dalam film terlihat masih muda plus sangat pria. Karakternya mengesankan di film ini. Padahal pernah lihat juga di film lain tapi belum terlalu terkesan.

Seumur ini jadi balik suka sama drama yah, aneh. Padahal untuk bacaan saya sudah meninggalkan yang ringan menuju yang berat secara literal dan harfiah..yang tebal dan tidak bergambar tentu saja :D. Karena akses terhadap drama dari negara lain amatlah terbatas, jadilah menikmati yang ada...weh padahal beberapa film datang begitu saja dari sumber yang tak terduga..senangnya punya banyak teman yang memfasilitasi wakyu luang saya yang kian sempit. 

*mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan nama Korea, saya memang belum mendalami bahasa ini ^_^

Thursday, January 1, 2015

2014: Being A Woman

Sort of busy since I ve got a tiny cute creature around me. He just needs me a lot, almost all the time so I can't simply do what I like to do or eat what I like to eat. I have to take care my self to keep him healthy and well treated.

It's been crazy since everything just changes, turns around and shakes shakes. I lost my weight of course, lost my sleeping time a lot...*sigh I do love sleeping and it makes me dizzy several days because I have managed my sleeping pretty well before. Some changes happen to myself, my body, my mood, and my moment. I have to spend almost all the time beside him, he needs me much, I love him.

Complaining? For sure. Who can get through a new incredible terrifying moment in a sudden without complaining? Or Am I too overwhelmed with joy and troublesome in the same time? So shocked, surprised, not ready, unprepared...haha that's ridiculous for I have read a lot. See theories don't always reflect the truth.

Well, I have started my story with my new role as a woman. An ustadz said everyone can be a kid, but only some women can be a mother. Should I complain for this bless? Hehe I am the one who fonds of this bad thing. Agh to be grateful isn't easy. Yeah I am happy, somebody who has stayed inside of me for 9 months. A cute baby who has grown up inside me, become part of my screwed life.

Before this new duty, I have been a wife. See, a woman has a lot of things to do in the same time, with the same portion. That's tough. What makes it become more complicated is you are also a career woman. Hmm, it's difficult, indeed.

2014 is a new start...

Hell Ya Drama Queen

Jika kalian penggila drama, mau itu Korea, India, Western, Indonesia juga, maka mudah untuk menemukan pasangan-pasangan penuh cinta yang selalu menjaga cinta, yang mati-matian berjuang demi cinta, melakukan hal kecil hingga extra besar untuk yang dicintai, pokoknya all about love. Nah ketika sedang jatuh cinta pun rata-rata orang jadi begitu meski tetap dibagi sesuai tipe, tipe lebay semua diumbar (belum jadi sudah foto sana sini, pajang kemesraan dimana-mana dengan resiko malu nanti pas sudah tua dan menikah dengan orang lain, pasang status penuh cinta dan hal tidak esensial dilakukan saat belum menikah...lah yang sudah menikah saja belum tentu berjodoh sepanjang hayat). Tipe kedua ekstrim sebaliknya, terlalu cool tidak jelas, sok sok ekslusif tidak mau mengumbar rasa padahal di dalam rumah juga cool, saking coolnya bikin tidak betah, tidak romantis cenderung mengganggu, suka galau sendiri, meski sudah jadi suami istri tapi sibuk dengan urusan masing-masing. Tidak ada status romansa apalagi tulisan untuk pasangan, tidak ada pajang foto dengan alibi interaksi dewasa yang memuakkan, apalagi bunga mawar segar meski nyuri dari pekarangan tetangga. Tipe ketiga, abstain tidak pro kanan kiri.. hihi.. kayaknya masih ada tipe lain tapi nanti ditambahkan saja.

Terus apa hubungannya sama drama queen.. eh sebenarnya yang jadi drama itu bukan hanya pihak perempuan kok, laki-laki juga sama saja. Coba protes kalau ada laki-laki yang menolak perhatian. Pada suka kok kalau dikasih ini itu, diingatkan ini itu, diperhatikan, weh basically everyone loves being loved. 

Suka ga sih dijadikan center of his/her world? Jelaslah, saya rasa semua suka, mau gimana cueknya dia, diabaikan dan dijadikan sesuatu yang diincar lalu membiasa dan anteng-anteng saja itu tidak manusiawi. Lah katanya cinta kudu dijaga, hellow ini berlaku untuk yang udah merid saja ya, cinta ala remaja monyet tidak masuk hitungan. 

Orang bakal ngeles dengan bilang, ya iyalah dalam drama yang difilmkan itu pasangannya sudah mapan, apalagi film korea yang lagi laris menjamur, hampir semua tokoh prianya tampan, kaya, care banget, baik hati bin budiman lagi. Jadi mereka kerjaannya yah mempertahankan si cinta dengan melakukan hal hal cute yang menyenangkan hati. Tokoh wanita juga, sesibuk apapun mereka tetap saling berbagi kasih meski beberapa scene memang kurang logis. Oke oke terlepas dari tadi mereka memang dibayar untuk memerankan hal gila tersebut tapi bukan berarti tidak ada yang bisa dipelajari kan. Pingsan juga kalau kemesraan hanya terbatas pada masa saling mengenal setelah jadi dengan ikatan malah tidak mau ambil pusing, kerja kerja dengan alasan memberi nafkah tapi dengan santainya mengabaikan fungsi sebagai pasangan yang berbakti tempat berbagi, bercerita, memperbesar keluarga (meski dalam beberapa kasus sebagian hanya ingin keluarganya saja yang dikunjungi, dicintai tanpa mau berbuat sama), membangun tujuan sama biar ke surga sama-sama (kenyataannya juga tidak banyak yang peduli soal surga yang abstrak).

Menjadi drama juga tidak sama dengan mendramatisir apa apa secara alay, tidak berlebihan tidak pula minus sekali, mau enak sendiri demi kepentingan sendiri. Harusnya bertambah tahun orang jadi makin belajar ya bukannya senang dan ngadem aja dalam kubangan kebiasaan yang sama. Gimana mau akselerasi kalau makan hati, tidak bisa ditegur, tidak mau mendengarkan, ngeyel? Mau panjang mau pendek episode sebuah drama, dari belasan hingga ratusan, atau sejam dua kayak di tv swasta sebelah, semua pelaku mendapat pelajaran, hikmah, melakukan perubahan, lebih banyak mendengarkan orang lain ketimbang bertuhan pada ego pribadi, dan sejenisnya. Sayangnya walau hidup adalah penggalan drama, hidup tidak selalu menyajikan ending bahagia.