Allah Maha Baik

Saturday, November 5, 2016

Serumit Scarlet Heart

Ditengah kesibukan membaca buku, jurnal, artikel poster, surat dan iklan semua berbahasa Inggris, lewat dimana-mana orang pada ngomong Bahasa Inggris, nonton drama korea tetap jadi penyejuk jiwa..hehe parah. Dengan kekuatan internet super duper, ditambah mumetnya kepala atau tugas yang bertubi-tubi, menghadiahi diri dengan satu dua episode drama korea itu rasanya menyenangkan ;)

Scarlet Heart

Satu drama yang baru saja berakhir di Korea sana judulnya Scarlet Heart alias hati yang merah membara, terang benderang, entahlah pokoknya merah. Ini maksudnya menggambarkan scene nya yang banyak perang berdarah-darahnya atau patah hati bertubi-tubi atau bajunya yang warna merah. Film nya berlatar sejarah, seperti kebanyakan cerita Korea yang mengambil masa berjayanya Goreyo.  Yang beda kalau biasanya film nya seputar rebutan kekuasaan antara dua rezim, ini antara banyak pangeran, ada tujuh apa ya, pangeran yang awalnya berteman, belajar, bermain sama-sama tapi berakhir dengan saling membunuh demi duduk di singgasana. Tragis. 

Kisah cintanya juga sangat tragis. Pada awalnya saya pikir akan berujung happy end begitu, selayaknya kebanyakan film juga (exclude drama-drama yang pemerannya penyakitan lalu meninggal di akhir). Cerita cinta awalnya antara Hae Soo sama Wook, lalu berubah arah ke Hae Soo dan Kwang Soo. Oh ya baru kali ini saya mendukung first lead male, biasanya selera saya selalu jatuh ke second lead male, tak tahu kenapa, mungkin karena mereka selalu digambarkan lebih penyanyang, lebih perhatian tapi bernasib kurang beruntung ditinggal wanita ke the first one. Kali ini saya sari awal sudah mendukung hubungan kedua dari awal. Lee Joon Gi nya seperti biasa cool, manly, agak sadis, tapi cuma punya satu straight love ke Hae Soo. Hae Soo diperankan sama IU, yang tetap unyu-unyu, tapi cukup cerdas dan lincah, lumayan. 

Pelajaran yang sempat saya pikirkan sekilas dan ingin saya tuliskan sekarang ialah betapa hidup tidak selalu seindah dan semudah yang kita duga dan inginkan. Betapa beberapa kali kedua pemeran berencana banyak hal untuk bahagia bersama, yakni dengan meninggalkan istana, membunuh, hingga akhirnya mengambil alih tampuk istana dengan menjadi raja, rencana mereka malah gagal total. Mereka sama sekali tidak bersama apalagi bahagia selamanya sampai akhir masa, endingnya terasa di gantung tapi mungkin lebih baik daripada versi aslinya. Ah ya film ini adaptasi dari drama Cina berjudul Bu Bu Jing apa ya? 

Kadang rasanya mudah sekali merencanakan sesuatu dan bersemangat untuk meraih apa yang sudah ditanamkan didalam kepala, tapi setelah dijalani keadaan tidak selalu harus berakhir baik. Dalam banyak hal, berada di kondisi yang tidak diinginkan pasti datang. Meski ada juga yang bisa dirayakan, tidak selalu dalam waktu dekat, bisa sebulan, setahun atau bertahun-tahun apa yang dicita-citakan bisa diraih. Lalu setelah diraih, masih ada lagi rencana, berjuang lagi. Siklus hidup jika dipikirkan akan terus berputar seperti itu mau punya tujuan ataupun tidak, hingga suatu waktu rambut ternyata makin banyak yang putih, keriput mulai menghampiri wajah. Tetap saja, serumit apapun, hidup harus terus dijalani, bonus jika bisa dijalani dengan semangat setiap saat.


No comments:

Post a Comment