Allah Maha Baik

Wednesday, September 21, 2016

Things to do after your arrival: BRP, Students ID, Letter of Registration, and Bank Account

Setelah mendarat di Birmingham ada beberapa hal yang wajib dituntaskan demi keselamatan nusa dan bangsa..hehe biar nggak malu-maluin bangsa karena dianggap belum lapor. Hal penting tersebut sebenarnya cukup mudah diurus, hanya saja momen peak season dimana semua calon mahasiswa baik itu lokal maupun interlokal eh internasional baru saja tiba membuat proses pembuatan semua benda-benda diatas memakan waktu yang membuat pusing dan lelah. Oke, let's start.

Pertama, Biometric Residence Permit alias BRP, adalah semacam visa yang berbentuk ATM. Jika dulu visa hanya berupa stiker yang distempel di paspor, sekarang sedikit berbeda. Di paspor hanya ditempelkan Entry Clearance yang berlaku satu bulan sehingga harus digantikan dengan BRP agar tidak diseret ke imigrasi dan dilempar pulang. BRP yang bentuknya lucu seperti kartu kredit ini bisa diambil di tempat yang telah ditentukan UKVI berdasarkan informasi yang kita input saat aplikasi visa online, dengan membawa surat dari UKVI dan paspor. Ada dua tempat yang umumnya menjadi tempat collection, yang pertama adalah kampus dan kemudian kantor pos. Menjelang keberangkatan, saya baru sadar bahwa saya memilih tempat selain kampus yang lumayan jauh, hanya saja tempat pengambilan ini tidak bisa dirubah semaunya. Untuk mengambil BRP di kampus ada semacam seri nomor yang harus dimasukkan, jika tidak pilihan agar segera lari ke kantor pos sekitar kampus yang bervariasi letaknya. Tapi setelah sampai, saya malah merasa beruntung memilih kantor pos. Sistem pengambilan BRP di kampus lebih memakan waktu karena ada ribuan mahasiswa internasional yang datang sehingga kartu ini hanya bisa diambil setelah mendapat email dari pihak students hub. Sedangkan untuk kantor pos, ada banyak pengalaman berbeda. Untuk saya sendiri, pengambilan di Islington memakan waktu antri yang sangat lama....puih datang dari stasiun jam 11 dan baru dapat setengah 3..gila, kantor pos sudah terlihat seperti antri sembako gratis, padahal proses yang dibutuhkan tidak sampai 15 menit. Ada banyak sekali wajah Asia, terutama Cina, dan mahasiswa dari negara-negara lainnya. Setelah BRP ditangan, baru bisa lanjut ke tahapan berikutnya.

Students ID

ID atau yang kita kenal sebagai kartu mahasiswa hanya bisa diambil setelah mendapat BRP karena ada istilahnya "Right to Check" dimana mahasiswa internasional harus menunjukkan paspor, visa dan BRP untuk bisa mencetak students ID. Kabar-kabarnya benda ini sangat penting dan bisa digesek kayak ATM..hehe, terutama untuk urusan ngeprint dan lain-lain di kampus. Who knows? Antrinya juga mengular, bahkan untuk international students yang sudah disediakan tenda khusus dan pegawai yang puluhan jumlahnya masih memakan waktu hampir dua jam. 


Letter of Registration

Surat keterangan mahasiswa ini sangat berguna untuk membuka rekening bank...see betapa satu dokumen terkait dengan yang lain, jika satu lengah diselesaikan akan berdampak pada terlambatnya akun bank yang artinya tidak makan bulan berikutnya *sigh. Proses pembuatan surat ini juga mudah dengan hanya menunjukkan students ID dan alamat rumah dan bank yang dituju, maka tring langsung diprint dan distempel. 

Bank Account
Untuk membuka akun bank beberapa langkah yang diperlukan adalah: isi form online, buat appointment untuk cabang bank tertentu dan membawa BRP, paspor, dan letter of Registration ke bank yang diinginkan. Ah ya, yang tidak kalah pentingnya adalah mempunyai nomor lokal karena diwajibkan mengisi form untuk kepentingan bank. Prosesnya juga sebentar dan alhamdulillah saya memilih cabang yang cukup jauh dari kampus sehingga antrinya sangat sedikit meski harus berjalan tertatih dan pulang menyeret kaki. Setelah ditanya ini itu tentang isian form, mereka akan membuat kopi dokumen lalu saya diminta menunggu 3 sampai 5 hari kemudian. Kartu akan dikirimkan via pos dan informasinya via email.


Sedikit tentang kartu di UK, khususnya Birmi. Ada sejumlah provider yang populer, Vodafone (kartu XL saya langsung berubah jadi ini sesampai disini), O2, Giffgaff, dan lain-lain. Berhubung teman serumah saya punya kartu berlebih dan gratisan, saya langsung memasukkan kartu ke hp dan jeng jeng, tidak langsung aktif. Aktivasinya memerlukan pulsa yang harus di top-up di toko atau menggunakan debit card. Kartu yang saya gunakan memiliki bermacam paket yang tentu saja kalau dirupiahkan jadi mahal super duper untuk setiap giga nya. Setelah di isi baru di aktivasi secara online dan nomornya dikirmkan via email. Oh ya, fyi, nomor tidak langsung ada di SIM card, tetapi ditentukan oleh provider via online. 

No comments:

Post a Comment