Allah Maha Baik

Wednesday, December 18, 2013

Nulis Sampai Keriting

Dua minggu terakhir terdiri dari hari-hari yang membuat pusing. Jika minggu sebelumnya kepala panas karena harus berhadapan dengan komputer dan perhitungan angka serta kertas-kertas jelek tapi tidak boleh hilang, maka minggu ini adalah penderitaan yang harus ditanggung oleh jari (kanan tepatnya) karena entahlah siapa yang bisa disalahkan atas kegilaan ini. Raport kurikulum 2013 benarlah bukan raport biasa, ukurannya saja sudah lebih besar dari raport sebelumnya begitu juga lembaran yang harus diisi. Hebatnya, benda ini baru datang Senin siang tepatnya, hingga proses menulis baru bisa dimulai Selasa pagi.

Well, look at this precious but simply annoying finally. Ada delapan halaman yang harus diisi, okelah jika kegiatan ini bisa dilakukan sesantai menyetrika, but ir's not. Menulis raport sama bosannya dengan menulis ijazah untuk ajaran tahun lalu, tidak santai sama sekali, harus fokus, karena salah sekali saja you can't make it. Tidak bisa di tip x sesuka hati apalagi di coret.

Let me describe the things, dimulai dari bismillah, eh dimulai dari cover yang hanya nama dan nomor induk serta NISN, tapi nulisnya harus rapi, harus agak cantik dikit biar enak dilihat. Lembar kedua (masih biasa) berupa data sekolah, nomor-nomor, alamat, website, whatever. Terus biodata siswa (masih sama saja) dengan biasanya. Nah memasuki halaman ke empat hingga delapan inilah perjuangan sesungguhnya dimulai. Ada lima data atas yang harus ditulis, dua tanda tangan di bawah, lalu nilai-nilai. Nilai ini berupa tiga bentuk, lima kolom tepatnya, dua untuk pengetahuan (satu nilai rentang 1-4), satu predikat A-D, kemudian dua untuk psikomotor dan satu untuk sikap. Kolom nilai disertai dengan nama guru dan seterusnya. Nah, belakangnya pemirsa membuat eneg sumpah, soalnya setiap nilai-nilai yang imut itu harus dideskripsikan panjang lebar untuk masing-masing ranah. Sudah terbayang seberapa menderitanya? Sudah, ah kalau belum mampirlah kemari dan rasakan sendiri penderitaan jempol yang tiada tara. Ini saja menyempatkan diri sejenak untuk berbagi, untuk bercerita pada dinding bisu ini. Tiap orang punya cara sendiri untuk tidak menjadi tertekan bukan? *Ugh defensive.

Baiklah, baiklah kenapa harus meracau jika ini yang disebut resiko pekerjaan? :D huft. Untuk ukuran saya yang sudah jarang sekali menulis dengan pena/ pensil, menulis raport dan ijazah memanglah sesuatu. Tapi tidak apa-apa, demi kau dan si buah hati, hmm demi anak-anak tercinta yang jumlahnya juga banyak sekali untuk ukuran kelas aktif. Jadilah saya ibu yang harus bersabar tentu saja. Bukan hanya menulis, saya juga harus membawa raport ini bolak balik rumah-kantor, jadi bawa-bawa karung tiap hari, apa sebab? I HAVE TO FINISH THIS. Ehm, mungkin tepatnya these should be done before this coming Saturday. Fighting!

No comments:

Post a Comment