Allah Maha Baik

Monday, July 21, 2014

Bubar

Makin tua, trus abis merid juga, tiba-tiba undangan untuk bubar jadi sepi, sesepi tempat wisata di siang puasa. Bubarnya yang berdua saja most of the time. Paling sesekali dengan keluarga. Lah siapa lagi, jadian aja ngga, ngga bisa bubar dong. Jika kantor dalam suasana kondusif dan harmonis, maka datanglah undangan kantor.

Tapi sabtu sore kemaren, saya pertama kalinya mengikuti buka bersamanya anak-anak IKPB, ya pastilah ini kan baru tahun pertama menikah dengan alumni kampus Bogor tersebut. Berasa aneh juga karena bakal datang ke tempat asing dengan orang-orang asing di sekitar, meski di samping ada suami tentu saja. Takut canggung sendiri, bingung sendiri. Well, jam setengah enam setelah mix match dengan suami berangkat menuju TKP, sebuah pinggiran pantai yang sangat ramai, malam minggu soalnya. Kita sempat celangak celinguk nyari resto yang disebutkan lewat bbm. Finally, berhasil menemukan tempat yang dimaksudkan karena melihat sosok yang dikenal. Sebenarnya saya sudah kenal beberapa teman suami saya lewat beberapa event diluar ini, tapi semua pria :D

Beberapa menit menjelang buka, semua tempat mulai terisi, ini acara emang di dominasi bapak-bapak, beberapa datang dengan istri dan anak. Tidak segaring yang saya kira cz bakat saya bercerita dengan siapa saja masih tersimpan dengan baik rupanya. Jadilah berjam-jam menunggui suami ngobrol dengan teman-temannya menjadi tidak terasa.

Ah ya, sempat melihat sesuatu yang unik di resto ini. Di pojokan dekat kasir, ada tempat bikin kopi sendiri, dengan stople-stoples beragam kopi dari berbagai daerah. Sempat ngobrol sama si barista apa yah? Gimana cara bikin secara singkat. Terus ada satu lagi alat untuk bikin rokok berbagai rasa. Ada stroberi, melon, dsb dsb. Sempat diminta nyobain, weh meski saya pencinta stroberi, masa harus mencoba benda yang tidak saya suka, tertariknya cz itu beda.

At last, udah gelap, tapi malam makin ramai, live musik baru berdentang, suami  baru nyadar kalau kita harus check up our baby. Langsung pamitan sana sini, sungkem lalu meluncur ke dokter. Eh, kita udah kemalaman, tempat praktek dokternya juga udah ikutan bubar.

No comments:

Post a Comment