Allah Maha Baik

Friday, January 1, 2016

Pulang: Sebuah pengingat di awal tahun


Awal tahun yang basah terguyur hujan, deras kemudian diikuti rinai sepanjang hari. Pulang adalah sebuah novel yang sebulan terakhir tergeletak bersama dengan setumpuk buku lainnya, masih terbungkus plastik dan berlabel harga. Tampak tidak dipedulikan. Sebenarnya mereka memang masuk ke dalam mission impossible yang harus diselesaikan semasa liburan. Hmm, selain sulit merubah arah otak dan hati dari aktifitas day to night yang seabrek, membaca memerlukan kekuatan supernatural...ooops, superb I means.

Kembali ke novel diatas. I told you, I always love Tere Liye, still. Ini novel ke entahlah, tak terhitung lagi, lebih tepatnya lupa, karena setiap novel keluar langsung jadi incaran, terkecuali edisi terlalu menggunakan imaginasi tinggi like bumi or bulan dan sejenisnya. I am not in.

Pulang, dua tiga bab pertama membuat saya mikir panjang, ini serius??? Jalan ceritanya sungguh berbeda. Oh ayolah, sejumlah novel pendahulu juga membuat saya berpikir, but it's totally different.

Shadow economy? What kind of phrase in world is it? Pelan-pelan saya membaca bagian penjelasan ini, tertarik, berminat, penasaran. Karena ingin tahu ini ceritanya orisinal atau mengambil jalan cerita yang sama dengan novel lain (well, Tere Liye pernah melakukan itu dengan mengambil cerita The Story Of My Life nya Hellen Keller, but I don't like it), saya browse sana sini, baca review di newsletter langganan, ah I miss another two previous books, dua buku yang berjudul negeri... yang saya memang sengaja skip karena malas, terkesan berat, politik, just don't like it. Nah ternyata cerita sejenis ini menghadirkan sensasi kembaca tersendiri.

Awalnya sedikit mirip dengan Bidadari... berlatar negeri yang sama, saya mulai meraba mungkin ceritanya akan kesana, tentang pengabdian, tentang keluarga, tapi ini berbeda, definitely. Meski dimulai dengan pertarungan dengan Babi hutan, jalan ceritanya out of my expectation. Lembar-lembar yang tak bisa saya hentikan untuk membacanya, kisah sebuah dinasti penguasa ekonomi di dunia yang tak pernah terpikirkan. Ah, sambil membaca, saya sambil teringat beberapa film Cina soal mafia, soal bisnis dunia hitam dan sejenisnya, atau film Korea, atau Makau, tapi di Indonesia rasanya tak terbayangkan. Ada juga rupanya yah? Gosh, I am so blind about this thing.

Sosok Bujang hadir sebagai tokoh utama, pemberani, setia, cerdas, dan ahli di berbagai bidang. Di sini saya agak merasa ragu, ada ya seseorang yang bisa menguasai begitu banyak hal, bicara bahasa yang berbeda, menembak, bertarung, berpedang, mengemudikan pesawat, bernegosiasi, bahkan Tony Stark pun tak sebegitunya. Lantas pikiran saya melayang pada agen Ethan di Mission Impossible, he can do everything, he is the best on his jobs. Tapi beberapa kejadian di bab berikutnya membuat tokoh utama terlihat manusiawi. Tokoh lainnya dipenuhi oleh Tauke besar/ muda, Frans, White, Yuki and Kiko, dan lain-lain. Yang menarik bagi saya tetap Bujang, meski awalnya sempat naksir dengan Bashir.

Jalan ceritanya maju mundur teratur, setiap bab yang mengulas masa lalu akan membawa ke cerita masa kini yang terkait, jadi pembaca pemula tidak akan sepusing membaca Rembulan... Ending cerita membawa saya pada kalimat-kalimat khas Tere Liye yang mengajak pada proses merenung mendalam soal kehidupan, melepaskan, penerimaan. Meski bab Samurai Sejati mengembalikan ingatan saya pada The Last Samurai. Saya jadi tertawa sendiri, ini baca satu novel tapi berbagai cerita baik itu film maupun novel campur aduk di kepala. Sederhananya, saya masih ingat semua potongan cerita yang pernah saya temukan. Fair enough...

Settingnya juga bikin berdecak-decak, wow pedalaman bukit Barisan, Jakarta, Hongkong, Manila, Makau... benar-benar seperti menonton adegan kejar-kejaran ala mafia tingkat tinggi. Saya mikir lagi, ini risetnya seberapa lama yak? Bisa ya nulis buku kayak begini nadanya? Bagi saya yang ehm tak mengerti Ekonomi, ini seperti belajar hal baru yang menarik dan menantang..hoho..

Hmm, itulah kilasan tentang novel Pulang di sela-sela aktivitas liburan fully mommy di awal tahun ini. Semoga selalu membawa jalan pulang pada jiwa yang kadang ingin mencoba dan menyasar tempat yang salam. Welcome 2016 😊

No comments:

Post a Comment