Don't: - force others to think like the way you do. - hope too much and expect a lot, especially from something/ someone that even you don't know that well. - struggle that hard for stuffs that won't lead you to neither heaven nor happiness. Do: - be positive, for being older is a must, you don't wanna be old and annoying on your own uh? - be grateful for every single thing Allah has presented to your life, keep the good one and eradicate the bad one.
Tuesday, October 1, 2013
5 CM
Jujur, saya adalah penikmat kata-kata dibanding film, bukan berarti saya tidak suka film. Tapi, untuk film yang diadaptasi dari buku jarang sekali bisa memuaskan imaginasi saya yang akan dengan teliti mengingat setiap detail cerita dari buku.
Weekend lalu secara tidak sengaja menemukan film ini, 5 CM. Pertemuan pertama saya dengan karya mas Donny Dhirgantoro ini sekitar tahun 2008, pas buku ini baru beredar dipasaran (kalau tidak salah belum ada label best sellernya). Setelah itu, saya menjadi penyuka buku tersebut meski tidak berlaku untuk buku berikutnya dari pengarang yang sama. 5 CM bercerita tentang persahabatan luar biasa yang dibangun lima anak muda yang loyal, gila, tapi keren banget akademik dan non akademiknya. Ceritanya sangat anak muda dan sangat Indonesia. Kelima pemerannya digambarkan dengan detail disertai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jika ditanya siapa tokoh favorit saya? Tentu saja Genta, pemuda penuh visi dan hidupnya serius dan lurus saja.
Well, kembali ke film yang baru saya temukan di rentalan (sedih banget si ga ngerti cara download sendiri), dan kemaren pas film ini tayang di TV saya belum bisa menonton dengan alasan sibuk :D. Pas nemu DVDnya, saya langsung teriak yes ketemu juga dan buru-buru menonton. Hmm, sebelumnya saya berusaha keras untuk tidak menghadirkan ingatan tentang buku yang sudah saya baca sepertinya beberapa kali (that's another bad habit when my life is getting absurd). Jeng..jeng, filmnya dimulai dari sebuah narasi yang ternyata dibawakan Zafran (sang pujangga yang super puitis yang sebenarnya di buku juga dikatakan ia pintar dan idealis tapi disini hanya ditekankan kegilaannya pada dunia seni dan cinta bertepuk sebelah tangannya pada Dinda, see saya tetap membanding-bandingkan). Lalu, scene langsung ke pertemuan mereka di rumah Arial yang detail, persis kayak ceritanya. Ada episode yang ditinggal (yang saya suka sebenarnya) bagian Ian, si gendut yang menyadari bahwa ia hanya pribadi ikut-ikutan yang berusaha menyenangkan semua temannya lalu melupakan jati dirinya... that's worth to see.
Okeh, masih tentang film. Em, ada pemandangan yang super keren pas gunung Semeru di sorot. Ah, suka, suka. Harusnya film-film kita emang begini, lebih menunjukkan keindahan alam yang ada, yang natural, biar menggugah hati untuk berkelana kesana (hehe, tidak berarti saya harus naik gunung kan? No way, I m too much older for that). Kebanyakan adegan memang difokuskan disini rupanya. Kisah kelima sahabat plus Dinda naik gunung.
Untuk nilai-nilai yang terdapat dalam film (juga buku tentu saja) ada banyak, selain solidaritas persahabatan, juga tentang cinta tanah air, meski cinta tanah air juga tidak melulu soal pembuktian seperti naik gunung. Tapi pesan untuk mencintai Indonesia dengan menjaga alamnya cukup menarik.
“Percaya 5cm di depan kening kamu.”
"Kemudian yang kamu perlukan hanyalah kaki yang akan melangkah lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan melihat lebih lama, leher yang akan lebih sering mendongak, tekad yang setebal baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras serta mulut yang selalu berdoa."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment