Sebenarnya tidak bisa
dikatakan aku bisa mengelompokkan jenis-jenis wanita yang kutemui hanya pada
satu sifat saja. Ini hanyalah deskripsi dari beberapa sifat yang dominan pada
wanita-wanita yang kutemui.
Tak kusangka cemburu bisa
menjadi sesuatu yang mengerikan jika dilakukan berlebihan atau dibiarkan
berlarut-larut, ia bagaikan zat kimia beracun yang menggerogoti jiwa pelakunya.
Adalah seorang temanku yang malang merasakan rasa ciptaan Tuhan yang satu ini,
namun hampir masuk dalam tahapan akut karena ia hampir gila dan mau bunuh diri
karena cemburu. Ia wanita lembut namun siapa menyangka setelah jatuh cinta ia
menjadi begitu aneh bin ajaib menurutku. Hal yang patut disayangkan ialah ia
cemburu pada seseorang yang belum menjadi miliknya, atau bahkan tidak pernah
ditakdirkan menjadi miliknya. Sungguh kasihan, ia tipe wanita pencemburu yang
tidak sama sekali menyakiti orang lain apalagi orang yang katanya sangat ia
sayangi, ia malah terus menerus menyakiti dirinya sendiri. Sudah kukatakan
bukan, ia sebenarnya wanita yang baik.
Aku bingung sebenarnya
perkara cemburu ini, bukankah kita tidak pernah bisa menilai dengan adil dan
objektif jika belum merasakan sendiri. Tapi aku sangat merasakan kasihan yang
mendalam pada temanku ini, karena saat-saat cemburu merupakan saat teramat
sulit baginya. Aku tidak bisa mengatakan apakah ia beruntung atau justru
sebaliknya mencinta seseorang yang juga mencintainya. Seseorang yang banyak
membantunya dan mengilhaminya dalam banyak hal. Tapi, diakhir baru diketahui
bahwa sang pujangga juga mencintai wanita lain jauh bahkan sebelum ia mengenal
temanku ini. Setelah tahu, temanku bukannya marah dan meninggalkan lelaki
tersebut, tetapi ia terus mengasihani diri dengan meminta lelakinya mencintai
dia meski setiap detik ia merasakan cemburu. Cemburu butakah? Ia bercerita
padaku betapa ia tidak tenang, merasa curiga setiap harinya karena laki-laki
tersebut tidak pernah bisa meyakinkannya bahwa ia sudah tobat nasuha dari
mencintai dimana-mana. Kukatakan padanya untuk berhenti, tapi ia tak kuasa menahan
cinta katanya yang terlanjur dalam. Ah, ini sangat pelik, keinginan untuk
memiliki sekaligus tidak ingin disakiti. Keinginan kuat untuk menyayangi tanpa
rasa curiga malah kian hari kian mengobarkan rasa cemburu yang terus mengintai
setiap langkah wanita malang ini.
Sudah kukatakan, aku tak
paham dengan rasa cemburu yang katanya memang satu paket jika mencintai
seseorang. Karena cemburu membuktikan sayang. Benarkah ia jika menyiksa
pelakunya? Membuat pelakunya tak enak tidur, tak enak makan bahkan terkadang
ingin mengakhiri hidup karena lelah tak terkira. Padahal aku tahu persis
temanku adalah wanita baik yang kenal agama, tapi ia sudah pernah mencoba untuk
mengakhiri hidupnya. Bukankah itu mengerikan? Aku sendiri sering bertanya-tanya
dalam hati tentang ini, tak terkira berat beban cinta itu jika diletakkan pada
orang atau waktu yang salah. Cinta jenis ini hanya bagi orang-orang yang siap belajar dan siap menderita.
perdanaa...ea ea eaaaa
ReplyDeleteAh sulit sekali menemukanmu, bukan itu tepatnya menambahkanmu kemari... Aku masih benar-benar pusing dengan blog semacam ini :)
ReplyDelete